Iran Tunda Eksekusi Mati Pria yang Ditangkap Saat Usia 17 Tahun

0
ilustrasi bendera Iran (Foto: REUTERS/Morteza Nikoubazl)
Jakarta – Otoritas Iran menunda rencana eksekusi mati seorang pria yang ditangkap pada usia 17 tahun. Ini merupakan penundaan yang kedua kalinya setelah seruan internasional agar nyawanya diampuni.

“Hukuman Arman Abdolali yang akan dilakukan pagi ini … telah dihentikan lagi, dan pemuda itu dikirim kembali ke penjara tadi malam,” demikian dilaporkan surat kabar Etemad di situsnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (16/10/2021), menurut media Iran, ini adalah kedua kalinya dalam seminggu eksekusi Abdolali yang berusia 25 tahun — yang ditangkap pada 2014 dan kemudian dihukum karena membunuh pacarnya — telah ditunda.

Sebelumnya, surat kabar Hamshahri menuliskan pekan ini bahwa hukuman mati tersebut telah ditunda hingga Sabtu (16/10) ini, menambahkan bahwa Abdolali “mungkin akan segera dieksekusi”.

Awal pekan ini, kelompok HAM, Amnesty International telah mengatakan bahwa Abdolali dipindahkan ke sel isolasi di sebuah penjara di Karaj, barat Teheran, dalam persiapan untuk eksekusi.

Kelompok hak asasi yang berbasis di London, Inggris itu menyatakan dia telah dijatuhi hukuman mati dua kali karena membunuh pacarnya, tetapi eksekusi itu dihentikan dua kali setelah kecaman internasional.

“Pihak berwenang Iran harus segera menghentikan semua rencana untuk mengeksekusi Arman Abdolali,” kata Diana Eltahawy, wakil direktur Amnesty untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, dalam sebuah pernyataan.

Pakar hak asasi manusia PBB juga mengimbau Iran untuk menghentikan eksekusi mati tersebut.

“Hukum hak asasi manusia internasional dengan tegas melarang pengenaan hukuman mati pada siapa pun yang berusia di bawah 18 tahun,” kata Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB yang berbasis di Jenewa.

Menurut Amnesty, otoritas Iran telah mengeksekusi mati sedikitnya 246 orang tahun lalu, mempertahankan posisinya sebagai pengguna hukuman mati paling produktif di kawasan itu dan yang kedua di seluruh dunia setelah China.

(ita/ita/detik)