Laporan media terkemuka Amerika Serikat (AS), ABC News, yang mengutip sumber intelijen AS, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (20/9/2024), menyebut operasi intelijen yang melibatkan “pemegatan rantai pasokan” seperti ini telah dilakukan setidaknya selama 15 tahun.
Badan intelijen pusat AS atau CIA, menurut sumber intelijen AS yang dikutip ABC News, ragu-ragu menggunakan taktik semacam ini karena tingginya risiko collateral damage atau dampak merugikan terhadap orang-orang yang tidak bersalah.
Operasi semacam ini, sebut laporan ABC News, melibatkan perusahaan-perusahaan cangkang (shell companies), dengan banyak lapisan perwira intelijen Israel dan aset-aset mereka yang menyamar sebagai bagian dari bisnis yang sah.
Perusahaan cangkang itu memproduksi pager atau penyeranta yang dipesan dan diimpor oleh Hizbullah, dengan setidaknya beberapa individu yang terlibat dalam proses itu tidak mengetahui untuk siapa mereka sebenarnya bekerja.
Keterlibatan Israel dalam pembuatan pager yang meledak di kalangan anggota Hizbullah pada Selasa (17/9) pertama kali dilaporkan oleh media terkemuka AS lainnya, The New York Times (NYT).
Sejumlah sumber mengindikasikan bahwa peledak seberat 1-2 ons telah ditanam di dalam pager yang meledak di Lebanon itu. Sakelar pemicu jarak jauh yang dirancang untuk meledakkan perangkat itu juga dipasang di dalamnya, sebelum perangkat itu diterima oleh Hizbullah.
Selama dua hari, pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9), rentetan ledakan massal mengguncang Lebanon yang melanda perangkat pager dan walkie-talkie yang kebanyakan digunakan anggota Hizbullah.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, dalam pidatonya pada Kamis (19/9), menuturkan para pemimpin senior kelompoknya memegang pager versi lama, bukan versi baru yang meledak massal — yang dilaporkan baru dikirimkan dalam enam bulan terakhir.
Hizbullah telah meluncurkan penyelidikan menyeluruh atas insiden ledakan massal tersebut.
“Tidak semua pager didistribusikan dan beberapa di antaranya dimatikan,” sebut Nasrallah.
“Selama dua hari, musuh ingin membunuh sedikitnya 5.000 orang. Musuh mengetahui bahwa perangkat pager berjumlah 4.000 unit,” imbuhnya.
Israel sejauh ini belum memberikan komentar langsung atas insiden ledakan massal di Lebanon.
(nvc/idh/detik)