Dilansir Reuters, Minggu (10/11/2024), keluarga di Gaza berduka menangis atas anak-anak yang terbunuh oleh serangan Israel saat mereka hendak bermain sepak bola. Pengeboman intensif Israel telah menewaskan 44 orang selama 24 jam terakhir pada Sabtu (9/11).
Serangan itu terjadi di Mawasi, daerah pesisir selatan tempat ratusan ribu orang mencari perlindungan setelah militer Israel menyuruh mereka meninggalkan daerah lain yang dibomnya dalam perang yang diklaim melawan Hamas.
“Roket menghantam mereka. Tidak ada orang yang dicari atau menjadi sasaran di sana dan tidak ada orang lain di jalan. Hanya anak-anak yang terbunuh kemarin,” kata seorang kerabat dari anak-anak yang tewas, Mohammed Zanoun.
Otoritas kesehatan Palestina mengatakan serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 43.500 orang. Palestina juga meyakini ada 10.000 orang lainnya yang tewas namun tidak terhitung karena mayatnya masih tertimbun reruntuhan.
Israel melancarkan serangan yang diklaim sebagai respons atas serangan pada 7 Oktober 2023, ketika pasukan Hamas menyerbu Israel. Serangan Hamas itu menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang.
Pembicaraan yang terputus-putus untuk gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar hanya menghasilkan sedikit kemajuan. Terbaru, pejabat Qatar mengatakan Doha akan menarik diri dari negosiasi dan membuka tab baru kecuali kedua belah pihak berkomitmen lebih penuh.
Pejabat itu mengatakan Qatar akan berhenti mencoba memediasi pembicaraan sampai Hamas dan Israel ‘menunjukkan keinginan yang tulus untuk kembali ke meja perundingan’.
Hal itu menyusul pernyataan pejabat AS yang menyebut Washington telah meminta Qatar untuk menutup kantor Hamas di Doha setelah kelompok itu menolak proposal gencatan senjata. Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri menolak laporan itu sebagai ‘upaya Amerika untuk mengirim pesan tekanan kepada gerakan itu melalui media’.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan hampir 70% dari korban tewas yang telah diverifikasi di Gaza adalah wanita dan anak-anak. Misi diplomatik Israel di Jenewa, mengatakan pihaknya dengan tegas menolak laporan tersebut, yang menurutnya tidak mencerminkan kenyataan di lapangan.
Israel selalu mengklaim pejuang Hamas bersembunyi di antara penduduk sipil. Hamas membantah bersembunyi di antara warga sipil.
Militer Israel mengatakan 11 truk berisi makanan, air, dan pasokan medis telah dikirim ke wilayah Gaza utara Jabalia dan Beit Hanoun pada hari Sabtu dan mengatakan bahwa penilaian kelaparan tersebut didasarkan pada ‘data yang tidak lengkap dan bias’. Israel mengklaim sedang mempersiapkan pembukaan penyeberangan Kissufim ke Gaza untuk memperluas rute bantuan.
(haf/imk/detik)