Sebelumnya, pengunjung yang datang ke Jepang diharuskan menunjukkan sertifikat vaksin tiga dosis. Selain itu, mereka juga harus menunjukkan bukti tes negatif COVID-19 dari tes PCR yang dilakukan dalam waktu 72 jam.
Namun, kini pemerintah Jepang mengumumkan telah mengakhiri segala kebijakan pembatasan COVID-19 mulai Sabtu (29/4/2023). Artinya, persyaratan untuk para pengunjung itu sudah tidak diperlukan lagi.
“Kontroversial, apa yang disebut tes COVID-19 acak, juga akan dihapus,” kata pemerintah yang dikutip dari Xinhua News, Sabtu (29/4/2023).
Awalnya, Jepang akan sepenuhnya mencabut protokol pembatasan pada 8 Mei, tepat saat status COVID-19 diturunkan setara dengan flu musiman. Namun, juru bicara pemerintah Jepang, Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno, mengatakan ini dilakukan lebih awal untuk melayani banyak pengunjung yang akan bepergian ke luar negeri selama periode Golden Week mulai pekan ini.
Meski begitu, pemerintah masih akan memberlakukan tes COVID-19 untuk kategori tertentu. Terutama orang-orang yang mengalami gejala COVID-19.
“Orang yang memasuki negara itu dengan gejala termasuk demam dan batuk masih akan dites COVID-19,” pungkas pemerintah.
(sao/vyp/detik)