Jerman Tak Setuju Jika Barat Boikot Minyak Rusia

0
Situasi ibu kota Kiev di Ukraina saat pasukan Rusia terus melanjutkan invasi (dok. AP/Emilio Morenatti)
Berlin – Menteri Keuangan (Menkeu) dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman memperingatkan untuk tidak melarang impor minyak Rusia, saat negara-negara Barat terus mencari cara untuk memperketat tekanan terhadap Rusia yang terus melanjutkan invasi ke Ukraina.

Saat negaranya berjuang melawan invasi Rusia sejak dua pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak sekutu-sekutu Barat untuk menambah sanksi-sanksi terhadap Rusia, termasuk memboikot sektor minyak dan gas yang menguntungkan.

Pada Minggu (6/3) waktu setempat, Menlu AS Antony Blinken mengatakan bahwa AS dan Eropa tengah ‘sangat aktif mendiskusikan’ untuk menargetkan bahan bakar fosil Rusia saat perang terus meningkat di Ukraina.

Namun di Jerman — yang kini menjabat presidensi G7 secara bergilir, Menlu Annalena Baerbock menyebut langkah semacam itu akan tidak ada gunanya karena tidak bisa diberlakukan untuk jangka panjang. Demikian seperti dilansir AFP, Senin (7/3/2022).

“Tidak ada gunanya jika dalam tiga pekan kita mendapati bahwa kita hanya memiliki pasokan listrik yang tersisa untuk beberapa hari di Jerman dan oleh karena itu, kita harus kembali ke sanksi-sanksi ini,” ujar Baerbock kepada televisi Jerman.

Dalam wawancara terpisah, Baerbock menambahkan bahwa Jerman bersiap untuk ‘membayar harga ekonomi yang sangat, sangat tinggi’ tapi ‘jika besok di Jerman atau Eropa lampu padam, itu tidak akan menghentikan tank-tank’ di Ukraina.

Jerman diketahui sangat bergantung dengan bahan bakar fosil dari Rusia, di mana negara ini mengimpor 55 persen pasokan gas dan 42 persen pasokan minyak juga batu bara dari Rusia.

Menkeu Christian Lindner juga skeptis terhadap larangan impor minyak Rusia. “Kita tidak seharusnya membatasi kemampuan kita dalam menopang diri kita sendiri,” tutur Lindner kepada surat kabar terkemuka Jerman, Bild.

Harga gas di Eropa dan Inggris melonjak hingga mencetak rekor pekan lalu di tengah kekhawatiran gangguan pasokan. Sementara harga minyak terus melambung, dengan harga minyak mentah Brent naik hingga nyaris US$ 140 per barel — tertinggi sejak tahun 2008.

Alih-alih memboikot energi Rusia, Lindner mengusulkan agar sanksi-sanksi berikutnya dari G7 menargetkan para oligarki yang meraup kekayaan di bawah rezim Presiden Vladimir Putin.

“Mereka yang mendapat keuntungan dari Putin dan mencuri kekayaan rakyat Rusia, juga melalui korupsi, tidak bisa menikmati kemakmuran mereka di demokrasi Barat kita,” cetus Lindner kepada televisi ARD.

(nvc/ita/detik)