Dari 8 komoditas bapok murah yang dijual di kantor-kantor Pos se-Indonesia, di lokasi operasi pasar pangan murah ini hanya tersedia 3 jenis bahan pokok yakni beras, gula, dan minyak. Sedangkan untuk produk seperti daging sapi, kerbau atau ayam tidak tersedia lantaran Kantor Pos ini tidak memiliki lemari pendingin.
“Kalau di sini kita hanya gula sama beras sama minyak. Sementara beras habis, belum dikirim lagi stoknya,” kata Kepala Kantor Pos Jatinegara, Edi ditemui detikcom di lokasi, Selasa (11/3/2025).
Ia mengatakan untuk alur distribusi pangan murah, Kantor Pos Jatinegara negara menerima pasokan dari Kantor Cabang Utama (KCU) Jakarta Timur yang terletak di Jalan Pemuda, Kecamatan Pulo Gadung.
Disebutkan KCU Pos di Jalan Pemuda inilah yang secara langsung menerima stok pangan murah dari Bulog dan ID Food serta PT Perkebunan Nusantara III. Kemudian menyalurkan stok pangan ini ke cabang-cabang lainnya.

Dalam hal ini Edi belum bisa memastikan kapan Kantor Pos Jatinegara memiliki ketersediaan stok beras murah lagi. Sebab pihaknya sudah melakukan permintaan penambahan stok, namun ketersediaan pangan murah di KCU Pemuda juga sudah tipis.
“Beras kemarin saya distok 120 kantong sudah habis setelah beberapa hari. Minta lagi ke (KCU) Pemuda tapi di sana juga tinggal tipis, jadi belum dikirim lagi. Sementara beras kosong, adanya gula sama minyak, minyak juga tinggal dikit,” paparnya lagi.
Edi menjelaskan jumlah bapok murah yang dapat dibeli masyarakat menggunakan satu KTP dibatasi hanya dua item per hari. Sedangkan untuk pembelian bapok murah lainnya hanya bisa dilakukan pada hari berikutnya. Itu pun masyarakat tidak bisa membeli item yang sama seperti yang sudah dibeli hari sebelumnya.
“Untuk satu KTP sehari maksimal dua item, satu item maksimal dua. Katakanlah saya bawa satu KTP nih, bisa beli gula sama beras, gula 2 kg beras dua kantong 5 kg jadi 10 kg,” kata Edi.
“Dia sekarang ambil 2 item, besok mau ambil minyak bisa, tapi besoknya lagi, jangan hari itu. Item yang sama dengan kemarin nggak bisa dibeli lagi,” jelasnya lagi.
Edi menambahkan kebijakan pembatasan pembelian pangan murah ini dimaksudkan untuk mencegah para oknum memborong bahan pokok tertentu untuk kemudian dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi.
Selain itu dengan adanya pembatasan, penyaluran stok pangan murah bisa lebih merata dan dirasakan banyak orang.
“Karena biar tidak terjadi penumpukan, nanti pakai KTP yang sama beli lagi, pedagang main. Jadi untuk memblok begitu, sistem dibuat seperti itu, biar masyarakat merata,” papar Edi.