“Itu aspalnya awalnya di sekitar kapal dulu, tapi sekarang ini sudah radius 70 kilometer. Ini berdampak buruk sekali kepada nelayan, mereka takut melaut karena aspal kan lengket dan sudah jelas ikan yang di sekitar aspal itu sudah tidak ada lagi,” kata Bupati Nias Utara, Amizaro Waruwu, seperti dilansir detikSumut, Rabu (22/2/2023).
Amizaro mengatakan cemaran aspal itu juga membuat wisata selancar di Kecamatan Afulu terganggu. Banyak warga dan wisatawan yang enggan bermain selancar akibat tumpahan aspal yang mencemari laut.
Amizaro menyebutkan pihaknya telah bertemu dengan perwakilan dari kapal MT AASHI itu. Dia juga berharap pemerintah pusat membantu mengatasi cemaran aspal tersebut.
Selain itu, Kepala Bidang Teknologi Komunikasi dan Informatika Dinas Kominfo Kabupaten Nias Utara Syukur Zebua menyatakan kapal tanker itu mengalami kebocoran dan terdampar di Desa Faekhuna’a, Kecamatan Afulu, pada Sabtu (11/2). Menurut dia, kapal bermuatan 1.900 ton bahan mentah aspal itu berangkat dari Uni Emirat Arab menuju Padang dan Sibolga.
“Pencemaran itu sampai menembus ke sekitar kawasan konservasi Perairan Toyolawa-Lahewa, dan mengancam sepanjang pantai yang menjadi pendaratan penyu. Penyu itu mati gara-gara aspal ini,” ujarnya.
(haf/idh/detik)