Seperti dilansir Daily Sabah, Senin (25/9/2023), pemimpin Pegida yang bernama Edwin Wagensveld melakukan aksi merobek salinan Al-Qur’an di depan Kedubes Turki, Kedubes Pakistan dan Kedubes Indonesia di Den Haag pada Sabtu (23/9) waktu setempat.
Tidak hanya itu, Wagensveld juga menghina Islam dan umat Muslim melalui aksi-aksinya.
Pegida diketahui merupakan kependekan dari Patriotik Eropa Melawan Islamisasi Barat, Bulan lalu, Wagensveld melemparkan beberapa lembar halaman Al-Qur’an ke tanah dalam aksi provokatif lainnya.
Dalam aksi terbarunya, Wagensvled berterima kasih kepada Kepolisian Belanda yang disebutnya telah melindungi dirinya saat melakukan aksi provokatif itu.
Wagensveld sudah berkali-kali melakukan aksi menodai Al-Qur’an ini di berbagai lokasi berbeda. Pada 22 Januari lalu, Wagensveld melakukan unjuk rasa tunggal di Den Haag dengan dikawal Kepolisian Belanda di mana dia merobek salinan Al-Qur’an. Aksi serupa dilakukan Wagensveld di kota Utrecht pada 13 Februari lalu.
Unjuk rasa yang dilakukan Pegida sebelumnya tidak dilarang meskipun ada pengumuman aksi membakar Al-Qur’an di dalam aksi itu. Wagensveld pernah ditahan saat berunjuk rasa namun dibebaskan pada hari yang sama.
Dia juga sempat berencana melakukan aksi provokatif serupa di DenHaag usai aksi di Utrecht namun polisi kembali menahannya karena dia tidak mematuhi aturan demonstrasi.
Unal menuturkan kepada kantor berita Turki, Anadolu Agency, bahwa pihaknya mengecam keras serangan terhadap Al-Qur’an dan mengharapkan aksi serupa tidak terulang kembali.
“Setelah memperbaiki salinan Al-Qur’an yang robek … kami tidak akan melupakan tindakan menghina ini dan menyimpannya di kedutaan kami,” tegasnya.
Dia menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan kontak dengan otoritas Belanda untuk mencegah aksi serupa terulang.
(nvc/ita/detik)