Palembang, rakyatpembaruan.com —
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit III Plaju (Kilang Pertamina Plaju) terus mengedukasi agar UMKM binaannya terus naik kelas demi memaksimalkan potensi yang dimiliki.
Sebagaimana permasalahan yang kerap dihadapi adalah persoalan administratif dan keuangan. Padahal, dengan memahaminya, pelaku UMKM dapat terbantu dalam mengetahui posisi keuangan usaha yang sedang digelutinya,
Untuk itu Kilang Pertamina Plaju menggelar Pelatihan Pembukuan Sederhana bagi 21 Perajin Tali Meiwa di Lorong Lama, Kelurahan Bagus Kuning yang merupakan kelompok binaan Corporate Social Responsibility/Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (CSR/TJSL) dalam program Musiparian.
Kegiatan ini digelar pada Jumat (9/12/2022) lalu dengan melibatkan empat mahasiswa kerja praktik jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Darussalam Palembang.
Pjs. Area Manager Kilang Pertamina Plaju Ahmad Adi Suhendra mengatakan pelatihan pembukuan sederhana ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada perajin agar dapat lebih tertib administrasi.
“Selama ini mereka hanya memproduksi dan memasarkan tas kerajinan. Modal hingga keuntungan tak pernah dicatat dengan rapi sehingga transaksi usaha tercampur dengan keuangan pribadi,” katanya.
Sistem pencatatan keuangan yang tersusun dengan baik dapat menjadi dasar perencanaan usaha kedepannya. Apalagi, bila nantinya usaha yang dirintis tersebut mendapatkan calon investor.
“Kami ingin para perajin ini paham dengan keluar masuknya uang. Jika lebih tertib dalam pencatatan keuangan akan membuat mereka lebih tergerak untuk meningkatkan skala usahanya,” jelas dia.
Ketua kelompok perajin tali meiwa, Aminah (40) mengaku terbantu dengan adanya program pelatihan ini sebab para perajin yang berasal dari kalangan ibu-ibu rawan menggunakan uang usaha untuk kebutuhan pribadi.
“Adanya pelatihan membuat ibu-ibu perajin bisa mencatat keuangan usaha dan memisahkan dari kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Seperti dialami Yeni (35), seorang ibu rumah tangga yang awalnya terjun pada profesi menganyam tali meiwa di bantaran Sungai Musi ini demi tujuan mengokohkan perekonomian rumah tangganya, justru sering kali menghadapi masalah keuangan yang lebih rumit karena kesalahan dalam penganggaran dan pengalokasian keuntungan yang didapat dari usaha kreatif ini.
Tak jarang ia harus kebingungan saat harus belanja kebutuhan bulanan atau memberi uang jajan untuk anaknya, keuntungan yang berhasil dikumpulkan setelah menerima banyak pesanan, raib dalam sekejap karena tak ada pencatatan penganggaran yang jelas.
“Kadang saya merasa, sudah capek-capek habis waktu berjam-jam menganyam, giliran belanja kok langsung habis begitu saja tak ada sisa,” keluhnya.
Setelah pelatihan yang didapat ini, Yeni berharap ia dan para perajin tali meiwa lainnya dapat lebih melek soal pencatatan dan penganggaran. “Biar lebih rapi, untung yang didapat tidak hanya numpang lewat,” tuturnya.
*Dukungan Kampus Merdeka*
Pelatihan yang dilaksanakan bersama mahasiswi Politeknik Darussalam Palembang ini juga merupakan ladang implementasi mahasiswa dalam program Kampus Merdeka.
Dalam program Kampus Merdeka, mahasiswa dituntut untuk lebih kreatif dan memperdalam ilmu yang bisa dimanfaatkan saat nantinya memasuki dunia kerja.
“Kami merasa bangga karena bisa berbagi ilmu manajemen keuangan kepada ibu-ibu perajin. Mereka antusias menyimak materi sehingga kami merasa bahagia bisa menularkan ilmu yang kami pelajari di kelas,” ujar Dwi, salah satu mahasiswi yang melakukan penyuluhan.
*Dukung SDGs dan ESG*
Upaya Kilang Pertamina Plaju dalam pengembangan UMKM binaannya ini turut berkontribusi dalam pencapaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau SDGs (Sustainable Development Goals) kesembilan yaitu mendukung industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan dan membantu perkembangan inovasi.
Secara lebih rinci, tujuan tersebut masuk dalam poin ketiga yakni meningkatkan akses industri skala kecil dan usaha skala kecil lainnya, khususnya di negara-negara berkembang terhadap layanan pendanaan.
Dengan demikian pula, Kilang Pertamina Plaju telah berhasil menjaga hubungan sosial dengan masyarakat melalui pemenuhan aspek sosial dan lingkungan sesuai kriteria ESG (Environmental, Social, & Governance) dalam menciptakan masyarakat tangguh.
(Adi/Rp)