Klaim China Bila Vaksinnya Masih Mujarab Lawan Varian Delta

0
Ilustrasi. (Foto: AP/Ng Han Guan)

Beijing -Jutaan warga China diimbau tetap berada di rumah saat pemerintah berupaya mengendalikan wabah baru yang dipicu virus Corona (COVID-19) varian Delta. China pun mengklaim vaksinnya mujarab melawan varian Delta.

Seperti dilaporkan China Daily dan dilansir kantor berita Xinhua, Senin (2/8/2021), para peneliti menyampaikan pada Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China. Salah satu peneliti CDC China, Feng Zijian menyebut varian Delta diperkirakan hampir dua kali lipat lebih menular dibandingkan varian original, dan menyebar lebih cepat serta lebih mungkin menyebabkan gejala parah pada pasien Corona.

“Temuan yang tersedia menunjukkan bahwa varian Delta mungkin mengurangi perlindungan pada vaksin COVID-19, tapi suntikan saat ini masih masih bisa memiliki efek pencegahan dan perlindungan yang baik melawan varian tersebut,” sebut Feng.

Sementara itu peneliti CDC China lainnya, Shao Yiming, menambahkan kasus orang-orang yang terinfeksi Corona setidaknya 14 hari setelah divaksinasi. Padahal hal tersebut relatif jarang terjadi.

“Tidak ada vaksin yang bisa memberikan perlindungan 100 persen terhadap infeksi virus. Namun secara keseluruhan, berbagai varian COVID-19 bisa dikendalikan dengan vaksin-vaksin yang sudah ada,” sebut Shao dalam pernyataannya.

Dia menambahkan penelitian berdasarkan bukti juga menunjukkan vaksin-vaksin domestik China bisa secara efektif mengurangi angka rawat inap di rumah sakit. Termasuk menurunkan jumlah kasus parah dan angka kematian akibat Corona.

Jutaan Warga Dilockdown

Seperti dilansir AFP, otoritas China melaporkan 55 kasus penularan lokal terbaru dalam 24 jam terakhir. Disebutkan wabah varian Delta semakin meluas hingga ke lebih dari 20 kota dan belasan provinsi di wilayahnya.

Pemerintah lokal di berbagai kota besar termasuk ibu kota Beijing tengah melakukan tes Corona massal terhadap jutaan warga. Pemerintah juga melakukan penutupan sejumlah kompleks permukiman dan menempatkan orang-orang yang menjadi kontak dekat pasien Corona dalam karantina.

Kota Zhuzhou di Provinsi Hunan memerintahkan lebih dari 1,2 juta warganya tetap berada di rumah. Lockdown ketat diberlakukan untuk tiga hari ke depan.

Otoritas kota Zhuzhou juga tengah melakukan tes dan vaksinasi Corona massal terhadap seluruh warganya.

“Situasinya masih suram dan rumit,” sebut pemerintahan kota Zhuzhou dalam pernyataannya.

Program Vaksinasi Massal

Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) dalam pernyataannya menyebut program vaksinasi massal di China berjalan lancar, dengan lebih dari 1,65 miliar dosis vaksin Corona telah disuntikkan di berbagai wilayah China hingga Sabtu (31/7) waktu setempat.

Pejabat Biro Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada NHC, He Qinghua, menuturkan program vaksinasi massal itu mencakup 150 juta orang berusia 60 tahun ke atas dan 12,48 juta remaja berusia 12-17 tahun.

Beberapa waktu terakhir, China menghadapi kemunculan wabah lokal terbaru yang pertama terdeteksi di Nanjing, Provinsi Jiangsu, pada 20 Juli. Wabah baru itu disebut dipicu oleh varian Delta.

Menurut China Daily, otoritas China tengah mempertimbangkan soal pemberian dosis vaksin tambahan untuk kelompok rentan dan para pekerja berisiko tinggi demi meningkatkan imunitas melawan Corona.

Dalam konferensi pers pada Sabtu (31/7) waktu setempat, Shao Yiming menyatakan berdasarkan pemantauan awal, orang-orang dengan sistem imunitas lemah seperti warga lanjut usia dan penderita penyakit kronis, serta pekerja yang berisiko tinggi tertular Corona. Disebutkan mereka kemungkinan membutuhkan suntikan booster pada 6-12 bulan setelah vaksinasi awal.

“Apakah ini diperlukan dan kapan suntikan booster harus dilakukan masih diteliti,” sebutnya.

(idn/idn/detik)