Jakarta – Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI akan menggelar debat pilpres ketiga pada awal Januari 2024. KPU akan mulai mematangkan lokasi hingga format debat ketiga.
“Untuk debat yang ketiga nanti kan debat calon presiden dan sudah ditentukan grup televisi yang akan menjadi TV penyelenggara,” kata Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari usai debat kedua, di Jakarta Convention Center, Jumat (22/12/2023).
“Nanti akan pembicaraan lanjutan dari masing-masing televisi penyelenggara tentang tempatnya di mana dan seterusnya. Nanti akan kita bicarakan setelah dilakukan evaluasi debat kedua, debat cawapres,” sambung dia.
Diketahui debat ketiga akan digelar pada 7 Januari 2024. Tema debat ketiga ialah Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik.
Hasyim mengatakan untuk format debat enam segmen, akan kembali diterapkan di debat berikutnya. Sebab, kata dia, durasi waktu debat merupakan kesepakatan sejak debat pertama.
“Kalau soal format, ada enam segmen sebagaimana yang sudah kita saksikan di debat pertama maupun di debat kedua. Nampaknya akan kita pertahankan karena sejak awal memang sudah disepakati demikian termasuk durasi waktunya,” jelasnya.
Sementara itu, Hasyim mengatakan KPU akan mengevaluasi terkait disediakannya podium hingga diperbolehkannya membawa catatan bagi pasangan calon. Meski begitu, menurutnya, di debat berikutnya, kemungkinan pihaknya akan kembali menyediakan podium.
“Ini kita lihat lagi ya, maksud saya nanti apa evaluasinya. Tapi yang sudah disepakati bahwa setiap kali debat, sejak debat yang kedua dan terakhir nanti tetap disiapkan panggung, disiapkan podium, dan kemudian diperbolehkan bawa alat tulis,” paparnya.
“Nanti masing-masing tim akan memberikan catatan dan kita lihat dulu nanti hasil evaluasinya seperti apa,” lanjutnya.
Menurutnya, tidak ada masalah ketika peserta debat membawa catatan ke arena debat. Sebab, kata dia, tema debat pun telah ditentukan, yang sesuai dengan visi misi pasangan calon.
“Semua juga sudah punya visi misi program berkaitan dengan tema ini. Sehingga ketika beliau-beliau memulai dengan apa yang jadi visi misinya, dan kemudian mengakhiri closing statement atau pernyataan akhirnya, dikembalikan kepada visi misinya, saya kira itu wajar ya. Karena kan beliau-beliau kan berangkat dari visi misi program yang sudah ditulis sejak awal,” tuturnya.
(amw/dwia/detik)