Krisis Pangan Makin Parah, Bayi di Gaza Terpaksa Makan Dua Kurma Sehari

0
Seorang wanita di Gaza memberi makan bayi nya buah Kurma Terbungkus Kain Kasa.
Jakarta – Serangan yang dilakukan oleh pasukan Israel ke wilayah Gaza belum usai. Kondisi ini mengakibatkan krisis kesehatan parah yang dialami oleh warga Gaza. Salah seorang ibu bernama Anwar Abdul Nabi menceritakan kisah pilunya.

Dengan kesedihan yang begitu mendalam, ia menceritakan bagaimana putrinya bernama Mila yang masih berusia tiga tahun meninggal dunia di Kamal Adwan Hospital akibat kelaparan. Ia menuturkan bahwa putrinya itu mengalami kekurangan kalsium, potasium, dan oksigen.

“Tiba-tiba semuanya drop, karena ia tidak makan apapun yang mengandung zat besi atau telur. Dia biasa makan telur setiap hari sebelum perang. Sekarang tidak ada apa-apa. Dia meninggal,” ucap Anwar sambil menangis dikutip dari CNN, Jumat (8/3/2024).

Selama perang, Israel menetapkan pembatasan ketat terhadap bantuan yang masuk ke Jalur Gaza. Kondisi ini mengakibatkan pasokan-pasokan penting menjadi terkuras. Tak sedikit orang tua mengeluh kesulitan mendapatkan makanan untuk anak-anak mereka.

Ibu yang mengalami kelaparan pun tidak mampu menghasilkan cukup ASI untuk menyusui bayinya. Kondisi ini menyebabkan banyak orang tua ke rumah sakit yang bahkan sudah kewalahan, untuk mendapatkan susu formula.

Banyak warga sipil juga mengalami penurunan berat badan hingga puluhan kilogram. Masyarakat di Gaza Utara misalnya mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan yang jarang diberikan.

Para petugas kesehatan mengatakan mereka tidak dapat memberikan pengobatan yang bisa menyelamatkan nyawa warga Gaza yang kekurangan gizi karena pemboman dan pengepungan Israel telah menghancurkan sistem medis.

Kisah lain diungkapkan oleh warga lainnya bernama Ikhlas Shehadeh. Anaknya bernama Watin yang masih berusia satu tahun sangat lelah dan lemah akibat dehidrasi. Bukannya mendapatkan susu, Watin bertahan hidup hanya dengan satu sampai dua kurma sehari.

“Dia hanya makan satu kali. Dia menghabiskan waktu yang lama tanpa susu. Anak ini mengidap ketidakmampuan untuk bergerak. Kami tidak tahu harus berbuat apa,” kata Ikhlas.

UNICEF melaporkan bahwa bayi dari ribuan perempuan yang akan melahirkan pada bulan depan di Jalur Gaza berisiko meninggal dunia. Setidaknya ada 5.500 perempuan hamil yang tidak mempunyai akses terhadap pemeriksaan kehamilan dan pasca melahirkan pasca pengeboman dan harus mengungsi demi keselamatan.

(avk/suc/detik)