Tepi Barat – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan mengumumkan bantuan tambahan sebesar US$ 201 juta (Rp 3 triliun) untuk Palestina dalam kunjungan terbarunya pada Jumat (15/7) waktu setempat. Biden juga akan bertemu langsung dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas di Tepi Barat.
Pembicaraan antara Biden dan Abbas diperkirakan akan fokus pada langkah-langkah ekonomi, tanpa adanya terobosan diplomatik besar.
Seperti dilansir AFP, Jumat (15/7/2022), Bethlehem menjadi pemberhentian terakhir dalam rangkaian kunjungan Biden di kawasan Timur Tengah, setelah sebelumnya bertemu pemimpin Israel dan menjelang kunjungan selanjutnya ke Arab Saudi.
Dengan perundingan damai Palestina-Israel buntu sejak tahun 2014, seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya mengungkapkan bahwa delegasi AS akan menyampaikan ‘beberapa pengumuman penting… seperti meningkatkan peluang ekonomi Palestina’.
Disebutkan pejabat senior pemerintahan AS itu bahwa Biden akan mengumumkan ‘tambahan US$ 201 juta’ untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) yang memberikan pendidikan, perawatan kesehatan dan layanan lainnya untuk warga Palestina.
“Presiden telah memulihkan pendanaan untuk UNRWA, yang dipotong seluruhnya oleh pemerintahan sebelumnya, dan di bawah Presiden Biden, AS sekarang menjadi donatur terbesar bagi UNRWA,” sebut pejabat senior yang enggan disebut namanya itu.
Disebutkan juga bahwa delegasi AS akan mengungkapkan rencana untuk meluncurkan internet 4G di seluruh wilayah Jalur Gaza dan Tepi Barat pada akhir tahun depan. Hal itu memenuhi aspirasi lama warga Palestina mengingat warga Israel yang hidup berdampingan dengan mereka mendapatkan jaringan 5G yang lebih cepat.
Biden juga disebut akan mengungkapkan ‘paket pendanaan yang signifikan’ untuk rumah-rumah sakit di wilayah Yerusalem Timur yang dianeksasi Israel, yang sebagian besar mendukung penduduk Palestina.
Biden dijadwalkan akan mengunjungi langsung salah satu rumah sakit setempat sebelum bertemu dengan Abbas, tanpa didampingi pejabat Israel.
Namun Biden memperjelas pada Kamis (14/7) waktu setempat bahwa dirinya tidak berencana untuk membalikkan langkah kontroversial AS dalam mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang disampaikan mantan Presiden Donald Trump. Langkah itu memicu kemarahan warga Palestina yang melihat Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara mereka di masa depan.
(nvc/ita/detik)