PALEMBANG, rakyatpembaruan.com-
Masifnya upaya Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dalam menumbuhkan minat baca atau literasi menuai sukses. Dimana hasilnya sangat membanggakan terjadi grafik pertumuhan literasi yang signifikan pada awal tahun 2022 ini capaian grafik peningkatan literasi di Sumsel meningkat 14,57 persen atau telah melampaui target nasional sebanyak 13,53 persen.
Peningkatan literasi tersebut diyakini akan terus meningkat dengan adanya launching Gerakan Literasi Bahasa Isyarat bagi kaum disabilitas pertama kali di Indonesia yang digagas Duta Literasi Sumsel Ratu Tenny Leriva S. Ked bersama dengan Dinas Perpustakaan Prov Sumsel bertempat di Taman Budaya Sriwijaya Minggu (20/2) siang.
Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H. Herman Deru acungkan jempol atas inisiasi Duta Literasi Provinsi Sumsel ng telah membuat gerakan Literasi Bahas Isyarat pertama di Indonesia tersebut.
Menurutnya, secara harfiah bahas isyarat tidak cukup hanya mengetahui alfabethnya saja, namun lebih dari itu yang sangat penting juga mengetahui gesture tubuh, sebab gesture memberikan arti yang berbeda, sesuai dengan cara masing – masing.
“Sang Duta literasi membuat satu langkah sebuah perhatian yang memang menyentuh, semua stakeholder baik pemerintah daerah maupun swasta mampu berkomitmen memberikan hak dan kesempatan yang sama bagi penyandang disabilitas,” ungkapnya.
Herman Deru mengajak penggiat literasi mulai dari bunda literasi untuk memperluas literasi bahasa isyarat, dimana hal tersebut dapat menggali ilmu pengetahuan yang akan membantu kaum disabilitas.
“Gagasan ini harus diperluas oleh penggiat literasi, bunda literasi, kemudian dilanjutkan ke sekolah negeri, untuk kita berikan hak yang sama untuk para disabilitas,” tuturnya.
Orang nomor satu di Provinsi Sumsel ini juga menghimbau untuk seluruh stakeholder terkait, kiranya dapat memperhatikan aksesibilitas dari penyandang disabilitas.
“Buatkan fasilitas-fasilitas yang akan mempermudah pelayanan bagi kaum disabilitas, Utamanya terkait rasa keadilan dalam hal pelayanan untuk mereka,” pungkasnya.
Sementara Duta Literasi sekaligus penggagas Gerakan Literasi Bahasa Isyarat Ratu Tenny Leriva S. Ked mengatakan, sesuai arahan Gubernur Sumsel untuk meningkatkan literasi bagi masyarakat Sumsel, Ia bersama Dinas Perpustakaan menghadap Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI dan memaparkan program duta literasi Provinsi Sumsel.
“Alhamdulillah kegiatan launching gerakan literasi bahasa isyarat ini disambut baik oleh Kepala Perpunasnya, Insyallah menjadi contoh karena pertama di Indonesia,” ungkapnya.
Wanita yang kerap disapa kak Iva ini mengakui, ide tersebut muncul saat ia melihat fenomena kelompok yang rentan di diskriminasi dan haknya sering tidak dipenuhi.
Oleh sebab itu Ia mengambil langkah untuk berkerjasama dengan OPD terkait, Leanpuri Center & Foundation, Gerkatin Sumsel, Rumah Disabilitas Sriwijaya dan relawan peduli akan teman-teman tuli.
“Saat ini juga Gubernur Sumsel telah mengeluarkan surat edaran untuk pimpinan BUMN, BUMD dan Perusahaan Swasta di Provinsi Sumsel untuk memperkerjakan paling tidak 2 persen penyandang disabilitas dari jumlah pekerja. Sementara untuk perusahaan paling tidak 1 persen wajib memperkerjakan penyandang disabilitas dari jumlah pekerja,” pungkasnya.
Dilain pihak Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan, Ibu Fitriana, S.Sos.,M.Si dalam laporannya menuturkan, Gerakan Literasi bahasa isyarat merupakan pertama kali di Indonesia, hal demikian sejalan dengan peran perpustakaan dimana 10% manajemen koleksi dan 70% tranfser knowledege. (ian/rp/ril)