Direktur Jalan Bebas Hambatan Ditjen Bina Marga, Triono Junoasmono, mengatakan dengan penyelesaian ini, JTTS sepanjang 2.986 kilometer (km) yang sudah bisa dioperasikan kini panjangnya 822 Km. Sedangkan untuk pembangunan 337 Km pada tahap 1 sedang konstruksi, dan ditargetkan selesai paling lambat akhir tahun 2024.
“Sisanya masih ada ditargetkan sepanjang 1.827 Km, dan bisa kita laksanakan setelah tahun 2024,” kata Triono dalam sebuah keterangan, ditulis Sabtu (16/9/2023).
Adapun melalui jalan tol ini, pengguna jalan bisa memangkas waktu kurang lebih 1 jam dari Palembang menuju Prabumulih. Padahal bila melewati jalan arteri bisa mencapai 2 jam lebih.
Tidak berhenti di sana, Triono menambahkan bila tol yang satu ini telah dipasang timbangan Weight In Motion (WIM). Hal ini dilakukan dengan harapan dapat mengetahui kendaraan berat yang terindikasi Over Dimension dan Over Load (ODOL) seperti yang sudah diterapkan pada Gerbang Tol Bakauheni di Lampung.
“Saat melakukan pembayaran langsung mengetahui kendaraan Over Load, sehingga mudah-mudahan semua Jalan Tol kita dapat diterapkan teknologi WIM tersebut,” ujarnya.
Jalan Tol Indralaya-Prabumulih merupakan bagian dari pembangunan Jalan Tol Simpang Indralaya-Muara Enim dengan total panjang mencapai sekitar 119 Km dan terbagi menjadi 2 Seksi, dimana untuk Seksi 1 Simpang Indralaya-Prabumulih sepanjang 64,5 Km yang saat ini sudah beroperasi dan belum bertarif, dan Seksi 2 Prabumulih-Muara Enim sepanjang 54,5 Km masih dalam tahap perencanaan setelah tahun 2024.
Jalan Tol ini melewati wilayah Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Muara Enim, dan Kota Prabumulih yang dilengkapi 2 Simpang Susun,1 Gerbang Tol, dan 2 TIP (Rest Area) Tipe A. Secara keseluruhan, Jalan Tol yang dirancang dengan kecepatan 100 km per jam dilengkapi dengan 2 simpang susun, dan 18 jembatan.
(eds/detik)