Bali, rakyatpembaruan.com –
Soal transisi energi bersih, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit III Plaju terus meneguhkan komitmen menjadi perusahaan pioneer di industri Migas yang ramah lingkungan.
Sebagaimana yang disampaikan para Perwira Kilang Pertamina Plaju yang ditunjuk menjadi Pembicara pada empat sesi ASEAN International Conference on Energy and Environment (AICEE) 2023 di Nusa Dua, Bali pada 24-26 Agustus lalu.
Ajang 3rd ASEAN International Conference on Energy and Environment (AICEE) merupakan konferensi tinggal Global (ASEAN), sebagai rangkaian acara Asean Energy Business Forum (AEBF). Sementara, AEBF adalah acara puncak pertemuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral seluruh ASEAN dengan tema Accelerating Energy Connectivity to Achieve Sustainable Growth of ASEAN.
Pjs. Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Pertamina Plaju Perliansyah mengatakan keikutsertaan para perwira dalam ajang ini bertujuan untuk mendorong dan membuka peluang yang luas bagi seluruh pekerja di Kilang Pertamina Plaju untuk mengembangkan kompetensi dan kualifikasi untuk menghadapi tantangan bisnis kilang.
“Lewat kegiatan ini diharapkan adanya peningkatan kompetensi dan kualifikasi sejalan dengan output yang akan dihasilkan untuk peningkatan performa bisnis perusahaan,” katanya.
Adapun lima utusan Kilang Pertamina Plaju yang menjadi pembicara usai lolos seleksi Oral Presentation itu adalah Daniswara Krisna Prabatha (Engineer I Offsite & Product Distribution Procurement), Maulana Gusti Al Hakim (Jr. Engineer II PIMS – LIMS Simulator), Fajar Sungkar (Jr. Engineer II Gas Plant Process),, Andrie Prasetyo (Jr. Engineer I Utilities Process) dan Ahmad Adi Suhendra (Jr. Officer II CSR & SMEPP).
Kelima perwira Kilang Pertamina Plaju itu mempresentasikan empat paper berkaitan dengan upaya transisi energi yang dilakukan di unit operasi.
Misalnya, dalam paper yang berjudul “Pioneering Energy Digitalization: Revolutionizing Accessibility Initiated by Plaju Refinery”, mengangkat soal peran Kilang Plaju dalam digitalisasi penggunaan energi yang lebih terkontrol.
Adapun paper dengan judul “Leading The Transition from Halogen Refrigerant To Natural Refrigerant In Indonesia” yang menyinggung soal produk refrigeran ramah lingkungan.
Soal upaya menjaga efisiensi energi guna mengerek profitabilitas kilang, dibahas dalam paper yang berjudul “Conquering The Challenge Of Energy Inefficiency While Still Optimizing Profitability Through Unit Idling”.
Sementara, fokus pada isu pemberdayaan masyarakat lokal di sekitar perusahaan untuk didorong menjadi aktor utama dalam transisi energi berkelanjutan, diulas dalam paper yang berjudul “Empowering local heroes’ leadership: How cultural understanding can enhance energy accessibility”.
*Ciptakan Kolaborasi Antardisiplin*
Manager ACE dan Chairman AICEE ke 3, Zulfikar Yurnaidi menjelaskan AICEE tahun ini memiliki arti penting karena diselenggarakan bertepatan dengan ASEAN Energy Business Forum (AEBF) dan ASEAN Ministers on Energy Meeting ke-41 (AMEM-41).
Ajang ini pun bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sinergis bagi kolaborasi antar disiplin dan berbagai pihak di ASEAN.
“Inti dari konferensi ini adalah ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) Tahap II: 2021-2025, sebuah cetak biru regional untuk kerja sama energi yang diimplementasikan oleh ACE,” jelasnya.
Dengan lebih dari 150 abstrak yang masuk dan hampir 100 presentasi makalah, konferensi AICEE tahun ini menghadirkan serangkaian topik yang mencerminkan beragam sifat energi dan permasalahan lingkungan.
Topik-topik tersebut antara lain transisi energi dan teknologi baru yang sedang berkembang, interkoneksi keamanan dan aksesibilitas, keberlanjutan, rekayasa dan infrastruktur, penetapan harga karbon dan investasi hijau, energi dan digitalisasi, serta topik lingkungan, kebijakan dan sosial ekonomi.
“Tema konferensi tahun ini mencerminkan komitmen kami untuk membangun jalur energi yang berkelanjutan bagi ASEAN,” terang Zulfikar.
*Komitmen Terapkan Energi Bersih*
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang energi khususnya pengolahan minyak dan gas, Perli menyebut Kilang Pertamina Plaju juga berkomitmen untuk turut menjaga lingkungan melalui transisi energi bersih.
“Kami tak hanya berfokus pada profit bisnis saja, kami selalu memperhatikan aspek sosial dan lingkungan karenanya transisi menuju energi bersih menjadi target dan prioritas utama perusahaan dalam setiap prosesnya,” ujarnya.
Implementasi transisi energi bersih yang telah dilakukan perusahaan melalui beberapa inovasi dalam operasional perusahaan dengan upaya terobosan perusahaan dalam efisiensi energi, seperti digitalisasi, produktivitas proses, dan peningkatan produk ramah lingkungan.
Selain itu juga, Kilang Pertamina Plaju juga mendorong transisi energi pada masyarakat melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), salah satunya Desa Energi Berdikari Sumatera Selatan dengan bauran energi pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTMH) yang dapat dioperasionalkan secara mandiri oleh masyarakat yang tersebar di beberapa titik di Desa Merbau Kab. Oku Selatan, Desa Singapure Kab. Lahat, Dusun Segamit Kab. Muara Enim, dan Dusun Sembilang Desa Sungsang IV Kab. Banyuasin.
“Pemanfaatan energi bersih diharapkan dapat membuat masyarakat dapat merasakan manfaat energi dengan memaksimalkan potensi sumber daya alam sekitar tanpa merusak lingkungan,” jelasnya.
*Sejalan Dengan Konsep SDGs & ESG*
Pemanfaatan energi bersih lewat program TJSL ini menjadi bukti komitmen proyek Kilang Pertamina Plaju, sebagai bentuk dukungan perusahaan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) ke tujuh yakni energi bersih dan terjangkau yaitu menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern untuk semua.
Hal ini juga meneguhkan komitmen perusahaan pada nilai Environmental, Social, and Governance (ESG) terutama pada aspek Environmental atau Lingkungan. PT KPI meyakini melalui transisi energi bersih dapat pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).(adi/rp)