Luhut: Reproduksi COVID di Jawa-Bali Naik 5 Hari Berturut Akibat Delta

0
Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan (Lucas Aditya/detikcom)
Jakarta – Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali menunjukkan tren cukup stabil. Dia mengatakan penambahan kasus positif COVID-19 baru cukup rendah.

“Penerapan PPKM yang masih terus dilakukan di Jawa-Bali menunjukkan tren yang cukup stabil,” kata Luhut dalam evaluasi mingguan perkembangan informasi dari penanganan COVID-19 Wilayah Jawa-Bali, Senin (29/11/2021).

Pernyataan Luhut tersebut disiarkan Kemenko Marves melalui keterangan tertulis pada malam ini. Disebutkan kasus konfirmasi terus ditekan dan penurunannya ada di angka 99 persen sejak puncak kasus pada Juli kemarin.

Reproduksi COVID di Jawa-Bali Naik

Meski demikian, Luhut juga menjelaskan terjadi peningkatan nilai RT (penambahan kasus aktif nasional) saat ini. Peningkatannya RT terjadi 4 hingga 5 hari berturut-turut pada periode awal munculnya varian Delta di Jawa dan Bali.

Luhut menjelaskan hasil asesmen pada 27 November 2021 menunjukkan penambahan 23 kabupaten/kota yang masuk kategori PPKM level 2. Kemudian ada 8 kabupaten/kota yang masuk kategori PPKM level 1.

Luhut kemudian menyebut, berdasarkan asesmen World Health Organization (WHO), 10 kabupaten/kota yang kembali ke level 2 di antaranya berada di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) yang terjadi akibat turunnya angka tracing anggota aglomerasi di wilayah Jabodetabek.

Dia lalu membahas perkembangan kasus COVID-19 varian Omicron yang menyebar di beberapa negara, seperti Afrika Selatan, Botswana, Jerman, dan Belgia. Bahkan ada Inggris, Israel, Australia, hingga Hong Kong.

Pemerintah, disebutkan dalam keterangan tertulis Kemenko Marves, mengambil langkah-langkah kebijakan yang telah diumumkan untuk memitigasi masuknya varian Omricon. Luhut menegaskan akan terus mengevaluasi kebijakan ini setiap saat.

Dijabarkan juga hasil survey Google Mobility Jawa-Bali dan Indeks Belanja Masyarakat yang menunjukkan mobilitas masyarakat cukup signifikan dibandingkan data pada periode Natal dan tahun baru 2020 dan mendekati periode Lebaran 2021.

“Oleh karena itu, kita harus berhati-hati terhadap indikasi adanya kenaikan kasus dan mobilitas, terutama menghadapi periode Nataru. Supaya tidak terulang pembatasan sosial yang ketat,” ujar Luhut.

Menko Luhut menilai kemungkinan lonjakan kasus harus jadi pengingat agar semua pihak lebih taat dalam menerapkan protokol kesehatan dan 3T (tracing, testing, treatment). Namun bukan untuk menimbulkan kepanikan.

“Saat ini, jumlah testing dan tracing kita pun sudah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bulan November tahun lalu. Tingkat vaksinasi kita juga sudah di atas 60 persen dibandingkan dengan tahun 2020 di saat program vaksinasi belum berjalan,” jelas Luhut.

Masih kata Luhut, masyarakat diimbau tak panik karena pemerintah telah memiliki aplikasi yang terintegrasi, yakni Peduli Lindungi, yang penggunaannya akan terus ditegakkan. “Kita hanya perlu waspada dan berjaga-jaga dengan kembali mengetatkan penerapan protokol kesehatan yang sudah mulai terlihat abai ini,” pungkas Luhut.

(aud/jbr/detik)