Seperti dilansir AFP, Senin (10/6/2024), Macron dalam pidatonya juga mengumumkan bahwa putaran pertama pemilu majelis rendah Majelis Nasional Prancis akan digelar pada 30 Juni mendatang, dan putaran kedua dijadwalkan akan digelar pada 7 Juli.
Hasil pemilu Uni Eropa, diakui oleh Macron, “bukan hasil yang baik bagi pihak-pihak yang membela Eropa”.
Dalam pidatonya, Macron menekankan bahwa partai-partai sayap kanan di Prancis, termasuk National Rally (RN) yang meraup skor tertinggi, telah berhasil memperoleh hampir 40 persen suara dalam pemilu Uni Eropa di Prancis.
“Partai-partai sayap kanan… mengalami kemajuan di mana-mana di benua ini. Ini adalah situasi yang saya sendiri tidak bisa hanya pasrah,” ucapnya.
Dia menuduh kelompok sayap kanan mewakili “pemiskinan” dan “penurunan” Prancis.
“Jadi, pada akhirnya, saya tidak bisa bertindak seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Saya memutuskan untuk memberi Anda pilihan… Oleh karena itu, saya akan membubarkan Majelis Nasional malam ini,” ujar Macron dalam pidatonya untuk rakyat Prancis pada Minggu (9/6) waktu setempat.
Menurut proyeksi beberapa badan survei setempat, RN yang dipimpin Jordan Bardella (28) memperoleh antara 32,3 persen hingga 33 persen suara dibandingkan aliansi sentris Macron yang dipimpin Partai Renaissance hanya meraup 14,8 persen hingga 15,2 persen suara dalam pemilu Uni Eropa.
Macron telah memperingatkan pada Kamis (6/6) lalu bahwa Uni Eropa berisiko “dihalangi” oleh kehadiran kelompok sayap kanan dalam Parlemen Eropa setelah pemilu digelar pada akhir pekan.
Bardella, saat berbicara kepada para pendukungnya, menyebut Prancis telah “menyatakan keinginan untuk perubahan”. Dia menjadi orang pertama yang menyerukan kepada Macron untuk segera menggelar pemilu legislatif secepatnya.
“Prancis telah memberikan putusannya dan tidak akan ada banding,” sebutnya.
Hasil pemilu legislatif itu nantinya akan menandai momen kritis. Perhatian juga akan beralih pada pemilihan presiden Prancis tahun 2027 mendatang, di mana Macron tidak bisa mencalonkan diri lagi dan tokoh RN Marine Le Pen merasa dirinya berpeluang untuk memimpin Istana Elysee, kantor kepresidenan Prancis.
“Kami siap menjalankan kekuasaan jika rakyat Prancis percaya pada kami,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua RN Louis Aliot mengatakan kepada televisi setempat BFMTV bahwa RN akan berusaha memenangkan mayoritas dalam pemilu legislatif dan menjadikan Bardella sebagai Perdana Menteri (PM) Prancis yang baru.
(nvc/ita/detik)