Kuala Lumpur –Malaysia baru saja mencetak rekor kematian akibat virus Corona (COVID-19). Negeri Jiran tersebut mencatatkan hampir 200 orang meninggal dunia dalam sehari akibat pandemi Corona.
Tambahan kematian hampir 200 orang per hari tersebut menandakan hari terkelam di negara tersebut semenjak pandemi merebak di awal tahun lalu.
Seperti dilansir Channel News Asia, Kamis (22/7/2021), Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan setidaknya 199 kematian akibat Corona dalam 24 jam terakhir di wilayahnya.
Dengan demikian, maka total 7.440 kematian akibat Corona kini tercatat di negara tersebut.
Tak cuma itu, Kemenkes Malaysia juga menyampaikan tambahan 11.985 kasus Corona dalam sehari. Laporan tersebut berarti sudah sembilan hari berturut-turut Malaysia mencatatkan tambahan kasus harian Corona di atas 10.700 kasus setiap harinya.
Berdasarkan informasi, lebih dari separuh tambahan kasus Corona pada hari ini di Malaysia didapatkan dari wilayah Klang Valley, dengan rincian 5.550 kasus terdeteksi di Selangor dan 1.174 kasus terdeteksi di ibu kota Kuala Lumpur.
Sementara itu, wilayah Negeri Sembilan melaporkan 745 kasus, sedangkan wilayah Kedah dan Johor melaporkan masing-masing 800 kasus dan 644 kasus. Dengan begitu, lonjakan kasus itu menjadikan total kasus Corona di Malaysia saat ini mencapai 951.884 kasus.
Dari total kasus tersebut, sebanyak 137.587 kasus di antaranya masih merupakan kasus aktif dan sebanyak 806.857 kasus Corona lainnya berujung kesembuhan.
Kemudian Kementerian Kesehatan Malaysia menyebut masih menangani 927 pasien Corona yang dirawat di unit perawatan intensif. 459 pasien di antaranya membutuhkan bantuan alat pernapasan.
Untuk diketahui, Malaysia sebetulnya sudah mengambil langkah lockdown saat kasus Corona di negeri Jiran tersebut menyentuh angka 9000 kasus setiap harinya. Namun, jumlah kasus harian terus bertambah hingga akhirnya mencapai lima digit angka untuk pertama kalinya pada 13 Juli lalu.
Situasi ini membuat warga Malaysia kemudian meluapkan ketidaksenangannya terhadap pemimpin dan pemerintahan di negaranya. Mereka pun membunyikan tagar #KerajaanGagal di media sosial.
(maa/fas/detik)