Kapal-kapal yang menuju Israel juga akan dilarang memuat kargo di pelabuhan mana pun di negara Asia Tenggara yang berpenduduk mayoritas Muslim itu, kata Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (20/12/2023).
Anwar pun menyoroti perusahaan pelayaran terbesar Israel, ZIM.
Kabinet Malaysia sebelumnya telah mengizinkan ZIM untuk merapatkan kapal-kapalnya di pelabuhan Malaysia pada tahun 2002. Namun, menurut pernyataan Anwar pada hari Rabu (20/12), izin tersebut telah dicabut.
“Pemerintah Malaysia memutuskan untuk memblokir dan melarang perusahaan pelayaran ZIM yang berbasis di Israel untuk berlabuh di pelabuhan mana pun di Malaysia,” kata Anwar.
“Sanksi ini merupakan respons terhadap tindakan Israel yang mengabaikan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan dan melanggar hukum internasional melalui pembantaian dan kebrutalan yang terus berlanjut terhadap warga Palestina.,” ujar Anwar.
Anwar menyatakan bahwa Malaysia juga memutuskan untuk tidak lagi menerima kapal-kapal berbendera Israel untuk berlabuh di negara tersebut. Malaysia juga melarang “kapal apa pun yang sedang menuju Israel memuat kargo di pelabuhan-pelabuhan Malaysia”.
Anwar mengatakan Malaysia yakin perdagangannya tidak akan terpengaruh oleh keputusan tersebut.
Malaysia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
(ita/detik)