Melacak Misteri Keberadaan Planet Kesembilan di Tata Surya

0
Jakarta – Tata surya kita hanya satu dari jutaan sistem planet yang eksis di galaksi Bima Sakti. Tata surya punya empat planet terestrial, dan empat planet yang berkomposisi gas dan tidak punya permukaan padat serta berbatu-batu.

Keempat planet terestrial itu adalah yang melakukan rotasi terdekat dengan matahari, yaitu Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Planet-planet terestrial itu berukuran kecil jika dibandingkan dengan planet luar yang berlokasi lebih jauh di ujung tata surya kita, yaitu Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.

Sejak Pluto diturunkan statusnya sebagai planet kerdil, sistem tata surya kita resminya punya delapan planet. Namun sejak lama ilmuwan curiga ada sebuah planet misterius yang disebut planet kesembilan yang mengorbit matahari dari balik kegelapan.

Tersembunyi di balik Raksasa Biru

Neptunus yang kerap disebut Raksasa Biru, berada di lokasi orbit yang 30 kali lebih jauh dari matahari, dibanding jarak matahari ke Bumi. Tak jauh dari orbitnya, terbentang Kuiper Belt, atau Sabuk Kuiper, yaitu sebuah cincin raksasa yang terbentuk dari miliaran obyek langit bersuhu sangat rendah.

Di balik raksasa Biru inilah diperkirakan terdapat apa yang diprediksi sebagai planet ke sembilan. Efek gravitasinya bisa menjelaskan, mengapa planet-planet kerdil di ujung tata surya kita, punya orbit berbentuk elips, yang berbeda dari delapan orbit planet lainnya, yang berbentuk hampir bulat.

Para astronom sudah menyelidiki, bagaimana dan di mana planet yang diduga planet ke sembilan itu mengorbit matahari. Mereka menggunakan simulasi komputer untuk menggambarkan ujung-ujung terjauh dari tata surya kita, menambahkan benda-benda luar angkasa dengan orbit yang berbeda-beda, juga dengan berbagai massanya, sampai hasilnya sesuai dengan data yang sudah dikumpulkan.

Hasil simulasi menunjukkan, planet ke sembilan kemungkinan terletak 20 kali lebih jauh dari matahari, dibanding Neptunus. Selain itu, obyek langit misterius ini kemungkinan punya massa 10 kali lebih berat daripada Bumi. Cahaya perlu empat hari untuk bisa sampai ke sana. Sebagai perbandingan, cahaya matahari hanya perlu waktu 8 menit 19 detik untuk sampai ke bumi, yang jaraknya sekitar 150 juta kilometer.

Oleh karenanya, menetapkan lokasi planet yang masih berupa hipotesis itu, sangat sulit. Segala benda yang terletak jauh dari sumber cahaya, hanya memantulkan sedikit cahaya.

Teleskop Hubble berhasil mengidentifikasi sebuah eksoplanet yang mengorbit sekitar bintang kembar yang jaraknya kira-kira sama seperti jarak planet ke sembilan. Ini juga bisa memberikan petunjuk menarik tentang planet yang keberadaannya hingga kini masih dilacak. (ml/as)

(ita/ita/detik)