Seperti dilansir AFP, Jumat (6/10/2023), Kremlin mengumumkan peningkatan belanja besar-besaran untuk mengakomodasi kebutuhan militernya di wilayah Ukraina, saat invasi besar-besaran Rusia memasuki tahun kedua.
Seruan itu disampaikan Shoigu saat berkunjung ke pabrik manufaktur penerbangan di Novosibirsk, Siberia, yang berjarak 3.000 kilometer sebelah timur Moskow pada Jumat (6/10/2023) waktu setempat.
“Pesawat-pesawat ini benar-benar bekerja keras. Pesawat ini bisa melakukan empat hingga lima penerbangan dalam sehari,” kata Shoigu dalam kunjungan itu.
“Itulah mengapa kita perlu meningkatkan, mempercepat (produksinya),” cetusnya.
Shoigu mengatakan bahwa Kementerian Pertahanan Rusia telah ‘menugaskan manajemen pabrik untuk mempercepat pekerjaan produksi dan perbaikan’ jet tempur Su-34 karena senjata tersebut ‘banyak diminati’.
Kremlin yang dijatuhi rentetan sanksi negara-negara Barat yang besarnya belum pernah terjadi sebelumnya, kini beralih ke perekonomian masa perang.
Pemerintah Moskow telah meningkatkan belanja pertahanan hingga sebesar 68 persen untuk tahun 2024 mendatang, atau mencapai sekitar 6 persen Produk Domestik Bruto (PDB) — lebih besar dari belanja yang dialokasikan untuk kebijakan sosial.
“Kami tidak memulai apa yang disebut perang di Ukraina. Sebaliknya, kami berusaha menyelesaikannya,” kata Putin dalam forum tersebut, seperti dikutip kantor berita Reuters.
Barat telah menyebabkan perang karena AS adalah “hegemoni” yang menganggap dirinya sebagai satu-satunya penentu kebenaran di planet ini, kata pemimpin Kremlin tersebut.
Putin mengatakan para pemimpin Barat telah kehilangan “kesadaran akan realitas” karena apa yang ia anggap sebagai “pemikiran kolonial” Washington. Dia pun mempertanyakan hak apa yang dimiliki AS untuk menguliahi negara-negara lain.
(nvc/ita/detik)