Gaza City -Mesir telah mengirimkan konvoi bantuan alat berat beserta tim ahli bangunan ke Jalur Gaza untuk memulai proses pembangunan kembali usai wilayah itu hancur digempur Israel. Alat penggali, truk dan crane dikerahkan guna ‘mempersiapkan tanah untuk pembangunan kembali’ wilayah Gaza
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (5/6/2021), tayangan televisi nasional Mesir pada Jumat (4/6) waktu setempat menunjukkan puluhan buldoser, crane dan truk berbendera Mesir dalam konvoi melewati perlintasan perbatasan Gaza.
Warga Palestina di Gaza berbaris di tepi jalanan di perlintasan Rafah untuk menyambut konvoi tersebut. Salah satu pejabat perbatasan Gaza menyebut ada 50 kendaraan yang melintas.
“Kami bergegas dengan semua uang kami, perlengkapan, dan apa yang kami miliki untuk bergabung warga Palestina dalam pembangunan kembali. Setiap Muslim dan setiap warga Mesir ingin mengambil bagian (dalam pembangunan kembali),” tutur salah satu sopir truk Mesir, Mahmoud Ismail, kepada Reuters.
Perlintasan perbatasan Rafah, yang terletak di perbatasan Gaza-Mesir, merupakan satu-satunya jalan masuk ke Gaza yang tidak dikuasai Israel. Mesir membuka perlintasan perbatasan ini sejak Februari lalu hingga waktu yang belum ditentukan, setelah faksi Hamas dan Fatah sepakat mengupayakan rekonsiliasi usai perundingan di Kairo.
“Mengikuti arahan Presiden Abdel Fattah al-Sisi, tim para insinyur dan teknisi melintasi titik perbatasan Rafah,” demikian pernyataan pemerintah Mesir.
Pernyataan itu juga menyebut bahwa alat-alat berat itu akan digunakan untuk ‘membersihkan puing-puing’ yang banyak berserakan di wilayah Gaza demi ‘mempersiapkan tanah untuk pembangunan kembali’.
Sisi sebelumnya menjanjikan US$ 500 juta untuk membantu upaya pembangunan kembali Gaza, yang dilanda kehancuran usai digempur Israel bulan lalu.
Israel yang berkonflik dengan Hamas, yang menguasai Gaza, mengakhiri pertempuran mereka dengan gencatan senjata mulai 21 Mei lalu. Mesir memainkan peran penting sebagai mediator dalam kesepakatan gencatan senjata tersebut.
Sedikitnya 254 warga Palestina tewas akibat gempuran Israel di Gaza. Sementara 13 warga Israel tewas akibat rentetan serangan roket dari Hamas dan militan lainnya di Gaza.
Kementerian Perumahan Gaza sebelumnya menyebut sekitar 1.500 unit rumah hancur akibat pertempuran Israel-Hamas, dan sekitar 1.500 unit rumah lainnya mengalami kerusakan yang tidak bisa diperbaiki, kemudian 17.000 bangunan lainnya mengalami kerusakan sebagian.
Salah satu pejabat kementerian menyebut biaya pembangunan kembali Gaza bisa memakan biaya hingga US$ 150 juta.
(nvc/idh/detik)