Kabul -Salah satu pendiri Taliban, Mullah Baradar, disebut akan memimpin pemerintahan baru Afghanistan yang kini dikuasai kelompok radikal tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (3/9/2021), informasi itu diungkapkan setidaknya tiga sumber Taliban yang dikutip Reuters. Baradar kini menjabat sebagai kepala kantor politik Taliban.
Disebutkan juga oleh sumber-sumber itu bahwa Mullah Mohammad Yaqoob yang merupakan anak mendiang pendiri Taliban, Mullah Omar, dan Sher Mohammad Abbas Stanekzai, akan menempati posisi senior dalam pemerintahan baru tersebut.
Menurut sumber-sumber itu, pemerintahan baru Afghanistan akan diumumkan dalam waktu dekat. “Seluruh pemimpin terkemuka telah tiba di Kabul, di mana persiapan memasuki tahap akhir untuk mengumumkan pemerintahan baru,” tutur salah satu petinggi Taliban yang enggan disebut namanya kepada Reuters.
Seorang sumber Taliban lainnya menuturkan bahwa pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhundzada, akan fokus pada urusan keagamaan dan pemerintahan dalam kerangka Islam.
Pada Kamis (2/9) waktu setempat, salah satu pejabat Taliban, Amadullah Muttaqi, menuturkan via media sosial bahwa seremoni terkait pengumuman pemerintahan baru tengah dipersiapkan di Istana Kepresidenan di Kabul.
Sementara televisi swasta Afghanistan, Tolo, melaporkan bahwa pengumuman pemerintahan baru sudah dekat.
Bulan lalu, seorang petinggi senior Taliban menuturkan kepada Reuters bahwa pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhundzada, akan memegang kekuasaan tertinggi atas sebuah dewan pemerintahan, dengan seorang presiden di bawahnya.
Dewan pemerintahan atau pemimpin menjadi cara Taliban menjalankan pemerintahan yang secara brutal menegakkan bentuk radikal hukum syariah dari tahun 1996 hingga digulingkan oleh pasukan asing pimpinan Amerika Serikat (AS) tahun 2001 lalu.
Sementara Baradar, atau yang dikenal sebagai Abdul Ghani Baradar, diketahui kembali ke Afghanistan bulan lalu, setelah Taliban kembali berkuasa. Selama 20 tahun terakhir, dia mengasingkan diri ke luar negeri.
Baradar yang juga menjabat Wakil Pemimpin Taliban ini menjadi salah satu anggota terkemuka ketika rezim Taliban pertama kali berkuasa di Afghanistan dua dekade lalu. Dia pernah ditangkap di Pakistan tahun 2010 dan dibebaskan tahun 2018 saat AS mengintensifkan upaya untuk meninggalkan Afghanistan.
Tahun lalu, Baradar yang menjadi kepala perunding Taliban berbicara via telepon dengan Presiden Donald Trump yang saat itu masih menjabat. Percakapan telepon keduanya dilakukan setelah Taliban dan AS menandatangani perjanjian bersejarah di Qatar pada Maret 2020.
Trump saat itu menyebut percakapan telepon mereka berlangsung dengan baik. “Hubungannya saya dengan Mullah sangat baik. Mereka ingin menghentikan kekerasan, mereka akan menghentikan kekerasan,” ucap Trump saat itu.
(nvc/ita/detik)