Netanyahu Pastikan Gencatan Senjata di Lebanon Diterapkan

0
Tel Aviv – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dirinya siap memberlakukan dan menegakkan perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon, yang baru saja disepakati. Namun Netanyahu juga menegaskan Tel Aviv akan merespons dengan tegas setiap pelanggaran gencatan senjata oleh Hizbullah.

“Kami akan menegakkan perjanjian (gencatan senjata) dan merespons dengan tegas setiap pelanggaran. Bersama, kita akan melanjutkannya hingga kemenangan,” tegas Netanyahu dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (27/11/2024).

Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) dan Prancis, baru saja disepakati. Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa gencatan senjata mulai diberlakukan pada Rabu (27/11) waktu setempat, dengan pertempuran diharapkan berhenti sejak pukul 04.00 waktu setempat.

Pengumuman itu disampaikan Biden setelah kabinet keamanan pada pemerintahan Netanyahu menyetujui kesepakatan gencatan senjata itu dengan 10 suara mendukung dan hanya satu suara yang menolak.

Netanyahu, dalam pernyataannya, menyebut gencatan senjata akan memungkinkan Israel untuk fokus pada ancaman Iran, mengisi kembali pasokan senjata yang menipis dan memberikan waktu istirahat kepada tentaranya, serta untuk mengisolasi Hamas yang bertempur melawan Tel Aviv di Jalur Gaza.

“Dalam koordinasi penuh dengan Amerika Serikat, kita akan mempertahankan kebebasan aksi militer sepenuhnya. Jika Hizbullah melanggar perjanjian atau berypaya mempersenjatai kembali (para petempurnya), kita akan menyerang dengan tegas,” cetusnya.

Netanyahu mengklaim Hizbullah, yang merupakan sekutu Hamas, kini jauh lebih lemah dibandingkan pada awal konflik.

“Kita telah membuat mereka mengalami kemunduran selama beberapa dekade, melenyapkan … para pemimpin utama mereka, menghancurkan sebagian besar roket dan rudal mereka, menetralisir ribuan petempur, dan memusnahkan infrastruktur teror yang selama bertahun-tahun ada di dekat perbatasan kita,” katanya.

Kesepakatan gencatan senjata ini mengakhiri pertempuran lintas perbatasan Israel-Lebanon yang berlangsung setahun terakhir, sejak perang berkecamuk antara Hamas dan Tel Aviv di Jalur Gaza. Ribuan orang dilaporkan tewas akibat pertempuran sengit tersebut.

Biden, dalam pengumumannya, juga mengatakan dirinya telah berbicara dengan Netanyahu dan Pelaksana Tugas (Plt) PM Lebanon Najib Mikati soal disepakatinya gencatan senjata tersebut.

“Ini dirancang untuk menjadi penghentian permusuhan secara permanen. Yang tersisa dari Hizbullah dan organisasi-organisasi teroris lainnya tidak akan dibiarkan mengancam keamanan Israel lagi,” tegas Biden.

Menurut ketentuan dalam perjanjian gencatan senjata ini, seperti diumumkan Biden, Israel sepakat untuk menarik pasukannya secara bertahap, dalam waktu 60 hari ke depan, dari wilayah Lebanon bagian selatan.
ADVERTISEMENT

Penarikan pasukan Israel itu dilakukan saat tentara-tentara Lebanon, dari Angkatan Bersenjata resmi negara itu, mengambil alih wilayah di dekat perbatasan dengan Israel, demi memastikan Hizbullah tidak membangun kembali infrastrukturnya di sana.

“Warga sipil dari kedua belah pihak akan segera dapat kembali dengan selamat ke komunitas mereka,” ucap Biden dalam pengumumannya, merujuk pada warga sipil Israel dan Lebanon yang terpaksa mengungsi dari area dekat perbatasan akibat pertempuran sengit antara pasukan Tel Aviv dan petempur Hizbullah.

(nvc/ita/detik)