Sayangnya cakupan imunisasi wajib di negara tersebut masih di bawah rata-rata. Hal ini dapat terjadi lantaran pemerintah setempat memiliki keterbatasan kapasitas infrastruktur dan biaya pengadaan untuk memproduksi vaksin.
Melihat kondisi tersebut, pemerintah Indonesia melalui kerja sama dengan Indonesian AID dan PT Bio Farma akan memberikan dukungan vaksin Pentavalen sebanyak 1,5 juta dosis senilai Rp 28 miliar. Rencananya penyaluran vaksin ini akan diberikan dalam dua tahap.
Tahap pertama pemerintah akan mengirimkan 730.000 dosis vaksin di minggu ini. Selebihnya akan dikirimkan di tahap berikutnya dalam beberapa minggu ke depan.
Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional Kementerian Keuangan (LDKPI Kemenkeu) menyampaikan melalui pemberian vaksin ini, pemerintah berharap dapat mempererat hubungan atar kedua negara. Dengan begitu ke depannya pemerintah dapat mendorong perdagangan dan Investasi di Nigeria.
“Selain mempererat hubungan dan kerja sama bilateral, dari sisi ekonomi kerja sama pembangunan ini diharapkan juga dapat memajukan perekonomian nasional dengan mendorong perdagangan, membuka perluasan pasar, dan peluang investasi di Nigeria,” Dikutip dari keterangan tertulis LDKPI Kemenkeu, Jumat (26/5/2023).
Sebagaimana diketahui, Nigeria adalah mitra dagang Indonesia yang terbesar kedua di Afrika setelah Afrika Selatan. Lebih dari 15 perusahaan Indonesia saat ini beroperasi di Nigeria seperti Indorama, Indofood, Kalbe Farma dan Sayap Mas Utama.
Selain itu masih ada pabrik mi instan milik Indofood yang didirikan di Nigeria sejak tahun 1995, menjadikannya pabrik pembuatan mi instan terbesar di Afrika. Kedua negara juga rencananya akan membangun sebuah pabrik gas metana dan pabrik pupuk senilai US$ 2,5 miliar di Nigeria melalui Pertamina Indonesia dan Nigeria National Petroleum Corporation (NNPC).
Ke depannya, direncanakan PT Bio Farma akan melakukan kerja sama teknologi transfer untuk vaksin Pentavalen. Jumlah penduduk yang besar dan angka kelahiran yang tinggi di Nigeria bisa menjadi peluang baik bagi Indonesia khususnya PT Bio Farma untuk melakukan ekspansi pasar vaksin di sana dalam memenuhi kebutuhan program vaksinasi.
“PT Bio Farma dapat menyusul kisah sukses perusahaan-perusahaan Indonesia yang berhasil di Nigeria. Vaksin pentavalen dengan merk dagang Pentabio ini diproyeksikan tidak hanya disalurkan, namun juga dapat diproduksi di Nigeria dengan menjalin kemitraan dan transfer teknologi dengan perusahaan setempat,” jelas LDKPI Kemenkeu.
“Kerja sama pembangunan ini telah mendorong percepatan registrasi dan izin edar vaksin-vaksin produk PT Bio Farma di NAFDAC Nigeria. Dimana proses registrasi secara normal berlangsung selama lebih dari 2 tahun,” tambahnya lagi.
(fdl/detik)