Penulis adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya
KPU PALEMBANG melakukan pengundian nomor urut Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota/ Wakil Wali kota Palembang 2024, Senin (23/9).
“KPU Kota Palembang telah melakukan pengundian nomor urut Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palembang di KPU Kota Palembang,” kata Ketua KPU Palembang Syawaludin, Senin (23/9).
Pengundian tersebut dilakukan di lantai III Aula Demokrasi Kantor KPU Sumsel, Palembang. Pengundian ini menandai akan dimulainya persiapan Pilwalkot Palembang 2024 yang akan dilaksanakan 27 November 2024. Tiga paslon, Fitrianti Agustinda-Nandriani Oktarina (nomor urut satu), Ratu Dewa-Prima Salam (nomor urut dua), dan Yudha Pratomo-Baharudin (nomor urut tiga), akan bertanding dalam Pilwalkot Palembang 2024
Pada Pilwalkot ini menjadi momen penting dalam dinamika politik negara Indonesia dan juga menjadi peristiwa yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat kota Palembang. Dengan majunya 3 paslon yang akan memperebutkan kursi Wali Kota/ Wakil Wali kota Palembang 2024-2029 membuat iklim politik Palembang kembali menghangat. Namun dengan semakin dekat dengan hari pemilihan apakah warga kota Palembang sudah mempunyai pilihan yang tepat?
Latar Belakang dan Pengalaman Para Paslon
Paslon nomor urut satu, Fitrianti Agustinda-Nandriani Oktarina, dijuluki “Duo Srikandi” dengan dukungan dari partai besar seperti NasDem, PAN, PKB, dan Perindo.Seorang Fitrianti yang pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Palembang 2021-2023 dan Ketua PMI Kota Palembang ini maju bersama Nandriani yang merupakan pengusaha dan aktivis perempuan, ia menjabat sebagai Ketua DPD Perkumpulan Perempuan Wirausaha Indonesia (PERWIRA) dan Sekretaris Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Sumsel.
Paslon nomor urut dua, Ratu Dewa-Prima Salam, pasangan yang memimpin survei tertinggi dengan dukungan PDIP dan Gerindra. Ratu Dewa adalah mantan PJ Wali Kota Palembang 2023-2024, dikenal karena upayanya meningkatkan PAD Palembang serta menangani isu-isu kota seperti stunting dan infrastruktur. Wakilnya, Prima Salam adalah kader Gerindra yang menjabat sebagai Ketua DPC Gerindra Palembang dan menjabat sebagai Direktur Utama CGO Simapro Group. Dalam perjalanan karirnya, Prima Salam telah menerima banyak penghargaan, termasuk penghargaan Developer Terbaik dari PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk.
Keputusan Prima untuk mundur dari anggota DPRD Sumsel terpilih demi mendampingi Ratu Dewa hal ini menunjukkan keseriusannya dalam Pilwalkot Palembang
Paslon nomor urut tiga, Yudha Pratomo-Baharudin, diusung oleh partai Demokrat dan PKS. Yudha, yang pernah mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Sumatera Selatan pada 2018, namun belum berhasil kembali mencalonkan diri sebagai calon Wali Kota Palembang. Yudha pernah sebagai Ketua DPC Demokrat Palembang.
Sedangkan wakilnya Baharudin pernah menjabat sebagai anggota DPRD Sumatera Selatan fraksi PKS pada 2004 hingga 2009. Ia juga sempat menjabat sebagai ketua dewan pimpinan wilayah atau DPW PKS Sumatera Selatan sejak 2002 hingga 2019. Saat ini ia menjabat sebagai ketua dewan perwakilan daerah PKS Palembang.
Melihat berbagai pengalaman dan latar belakang dari tiap Paslon, kita tentu perlu mempertimbangkan banyak hal sebelum memilih pemimpin, memilih pemimpin juga memiliki arti menentukan masa depan. Jika kita menganalisis dari ketiga paslon tersebut menggunakan Teori Kepemimpinan, kita dapat melihat bahwa ketiga paslon yang maju dalam Pilwako Palembang 2024 ini mengarah ke gaya Kepemimpinan Transformasional. Kepemimpinan transformasional sendiri menurut Northouse(2013) adalah gaya kepemimpinan yang dimiliki
oleh pemimpin yang memiliki sifat sosial yang tinggi dan peduli akan kebaikan bersama. Pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan transformasional akan berusaha untuk menciptakan perubahan yang positif secara keseluruhan.
Tipe Kepemimpinan Transformasional Tiap Paslon
Pertama, merupakan seorang yang pernah menjabat sebagai PJ Walikota Palembang 2023-2024 yaitu Ratu dewa, sikap kepemimpinan transformasional nya dapat dilihat dari berbagai pengaduan masyarakat dan respon cepatnya terhadap pengaduan masyarakat tersebut. Selain itu seorang Ratu Dewa juga memiliki beberapa karakteristik yang menunjukan ia adalah pemimpin transformasional, seperti yang dilakukannya saat memberikan motivasi kepada mahasiswa yang sedang melakukan KKN STISIPOL Candradimuka.
“Jadikan hambatan sebagai tantangan yang harus kita hadapi bahkan temukan solusi, saya yakin kalian semua adalah anak anak pilihan,” terangnya. Dengan melihat bagaimana sikap dan karakteristik Ratu Dewa selama menjabat sebagai PJ Walikota 2023-2024 membuat ia dapat dikatakan sebagai pemimpin Transformasional.
Selanjutnya pada Fitrianti Agustinda yang pada periode sebelumnya menjabat sebagai wakil Walikota Palembang 2018-2023. Fitrianti sendiri pada masa menjabat sebagai Wakil Walikota Palembang selalu menaruh perhatian nya kepada masyarakat, salah satunya adalah ketika ia masih menjabat sebagai Wakil Walikota, yaitu menjenguk empat warga sakit di kecamatan Plaju.
Dalam kunjungan nya tersebut Fitrianti menyayangkan masyarakat yang tidak mau berobat datang ke tempat pelayanan kesehatan meskipun memiliki KIS ataupun BPJS. Melihat kepedulian dari Fitrianti hingga sikapnya yang terjun langsung menjenguk masyarakat yang sakit membuktikan bahwa Fitrianti merupakan sosok pemimpin yang transformasional dengan karakteristik kepedulian sosial yang tinggi dan kesadaran seorang pemimpin untuk mengarahkan masyarakat untuk menjadi lebih baik.
Selain itu jika kita melihat pengalaman dari Yudha Pratomo yang pernah menjadi seorang rektor Universitas Sumatera Selatan yang dimana dalam masa kepemimpinan nya ia sangat menekankan penting nya teknologi informasi. Hal tersebut selaras dengan latar belakang pendidikan yang ia tempuh sebelumnya. Selama ia menjabat sebagai rektor Universitas Sumatera Selatan ia dikenal dengan tagline nya yaitu “Entrepreneur University”. Sosok Yudha yang sangat mengedepankan dan sadar akan pentingnya teknologi merupakan salah satu karakteristik dari kepemimpinan transformasional yaitu selalu berinovasi dan terbuka dengan ide-ide baru.
Gaya kepemimpinan transformasional memiliki beberapa kelebihan, gaya kepemimpinan seperti ini cenderung mampu meningkatkan motivasi dan loyalitas masyarakat. Mereka juga mendorong inovasi, partisipasi publik, dan keberlanjutan dalam program-program sosial. Namun, gaya ini juga memiliki kekurangan, terutama dalam pengambilan keputusan yang sering lambat karena melibatkan banyak masukan. Ini bisa menjadi kendala ketika dibutuhkan keputusan cepat untuk mengatasi masalah mendesak. Pilwalkot Palembang 2024 bukan hanya tentang siapa yang menang melainkan tentang siapa yang mampu membawa kita menuju perubahan yang diinginkan. Dengan hak pilih kita, masa depan Palembang ada di tangan kita.
Nama Penulis: Ahmad Ayyas. (NIM:07011282328050) dan Nurazizah. (NIM: 07011282328054)