Seperti dilansir AFP, Kamis (19/9/2024), Lebanon membuka penyelidikan atas ledakan tersebut pada Selasa (17/9), kata seorang pejabat pengadilan, seraya menambahkan bahwa dinas keamanan sedang berupaya menentukan penyebab ledakan yang telah disalahkan pada Israel.
Pada Rabu (18/9), gelombang baru perangkat genggam yang meledak, kali ini walkie-talkie, menewaskan 9 orang dan melukai lebih dari 300 orang di seluruh Lebanon, kata kementerian kesehatan.
“Data menunjukkan perangkat tersebut telah diprogram sebelumnya untuk meledak dan berisi bahan peledak yang ditanam di samping baterai,” kata pejabat tersebut tentang ledakan hari Selasa, yang meminta anonimitas untuk membahas masalah sensitif.
Beberapa perangkat yang meledak sedang diperiksa, kata pejabat keamanan, tetapi “sebagian besar dari mereka hancur dan terbakar”.
Pejabat tersebut mengatakan tidak mungkin baterai lithium di dalam perangkat tersebut memanas dan meledak.
“Baterai lithium yang meledak dapat menyebabkan insiden seperti kebakaran…yang dapat menyebabkan luka bakar ringan, namun ledakan dari perangkat ini disebabkan oleh bahan yang sangat mudah meledak,” katanya kepada AFP.
(rfs/detik)