Panas! Rusia Usir 2 Diplomat Inggris

0
Moskow – Dinas Keamanan Federal Rusia atau FSB mengumumkan pengusiran dua diplomat Inggris terkait dugaan menjalankan aktivitas intelijen. Kedua diplomat Inggris itu juga dituduh memberikan informasi palsu saat memasuki wilayah Rusia.

FSB, seperti dikutip kantor berita TASS dan dilansir Reuters, Senin (10/3/2025), menyatakan pihaknya telah mengungkap apa yang mereka sebut sebagai “tanda-tanda kerja intelijen dan sabotase” oleh kedua diplomat asing itu, yang mengancam keamanan nasional Rusia.

“Operasi kontraintelijen Dinas Keamanan Federal mengungkap keberadaan intelijen Inggris yang tidak dilaporkan di balik kedok Kedutaan Besar negara itu di Moskow,” sebut FSB dalam pernyataannya.

Kantor berita TASS mengidentifikasi kedua diplomat yang diusir itu sebagai Alkesh Odedra yang merupakan Sekretaris Kedua pada Kedutaan Besar Inggris di Moskow, dan Michael Skinner yang merupakan suami dari Sekretaris Pertama Kedubes Inggris, Tabassum Rashid.

Kedua diplomat Inggris itu juga dituduh secara sengaja memberikan informasi palsu tentang diri mereka sendiri ketika memasuki wilayah Rusia.

“Dengan sengaja memberikan informasi palsu saat memperoleh izin untuk memasuki negara kita, sehingga melanggar aturan hukum Rusia,” jelas FSB.

“FSB juga telah menemukan bukti intelijen dan aktivitas mengganggu kedua diplomat itu yang mengancam keamanan Federasi Rusia,” imbuh pernyataan FSB.

Rusia telah mencabut akreditasi keduanya, dengan laporan TASS menyebut kedua diplomat Inggris itu diberi waktu dua minggu untuk meninggalkan wilayah Rusia.

“Atas dasar ini, Kementerian Luar Negeri Rusia, berkoordinasi dengan badan-badan terkait lainnya, memutuskan untuk mencabut akreditasi Alkesh Odedra dan Michael Skinner. Mereka diharuskan meninggalkan Rusia dalam waktu dua minggu,” tegas FSB dalam pernyataannya.

“FSB Rusia akan terus berupaya memerangi aktivitas pengintaian dan aktivitas yang mengganggu dari badan intelijen asing dengan segala cara yang tersedia,” ujar FSB.

Belum ada tanggapan langsung dari Inggris terkait hal ini.

(nvc/ita)