Jakarta – Cuaca panas ekstrem melanda kota-kota di China. Salah satunya, Shanghai yang mencatat rekor suhu terpanasnya pada Rabu (13/7).
Dilansir kantor berita AFP, Rabu (13/7/2022), di stasiun cuaca pusat Shanghai pada hari Rabu, merkuri naik menjadi 40,9 derajat Celcius (105,6 Fahrenheit) pada pukul 14:30 waktu setempat, demikian situs berita resmi dari layanan meteorologi nasional melaporkan.
Angka itu disebut menandai rekor suhu udara tertinggi di wilayah setempat sejak pencatatan dimulai pada 1873.
Para pengguna media sosial mengeluhkan cuaca yang menyesakkan itu. Salah satu pengguna di platform Weibo yang populer mengatakan bahwa mereka “merasa seperti daging di atas barbekyu ketika saya pergi untuk melakukan tes COVID saya barusan.”
“Mungkin itu akan membakar semua virus,” bunyi komentar lainnya di Weibo.
Foto-foto di media sosial menunjukkan para petugas kesehatan di Shanghai duduk atau berbaring di atas balok es untuk mendinginkan diri saat mereka melakukan tes COVID-19 massal yang bertujuan untuk membendung peningkatan kasus infeksi virus Corona.
Shanghai telah mengalami lockdown terkait Corona yang melelahkan awal tahun ini, yang mengharuskan sebagian besar dari 25 juta penduduknya tetap di rumah mereka selama sekitar dua bulan.
Serentetan peringatan panas diberlakukan di seluruh China timur dan selatan pada hari Rabu ini, ketika pihak berwenang memperingatkan bahwa suhu dapat mencapai 42 derajat Celcius di daerah-daerah tertentu.
Beberapa outlet media melaporkan sejumlah kematian terkait gelombang panas.
Konsumsi listrik telah mencapai rekor di beberapa bagian negara karena warga dan tempat-tempat bisnis telah menghidupkan AC agar tetap dingin.
China sebenarnya tidak asing dengan musim panas, namun tahun ini akan menjadi yang terpanas bahkan menurut standar negara itu.
Para ilmuwan mengatakan bahwa gelombang panas menjadi lebih sering di negara-negara di dunia karena perubahan iklim. Bahkan kemungkinan akan menjadi lebih lama dan lebih intens karena suhu global terus meningkat.