Pangkostrad Kunjungi Intan Jaya Papua, Semangati Prajurit – Bahagiakan Warga

0
Jakarta – Panglima Kostrad (Pangkostrad) Letjen TNI Maruli Simanjuntak, mengunjungi Intan Jaya, Papua Tengah. Letjen Maruli menyemangati prajurit serta bercengkerama dengan warga Intan Jaya.

“Jauh-jauh dari Jakarta sampai ke pegunungan Papua, hanya untuk membakar semangat prajuritnya, sekaligus memastikan bahwa masyarakat Intan Jaya bisa menikmati kemudahan dengan adanya program pompa hidran dan penerangan kampung,” demikian keterangan di Instagram Yonif Para Raider 305 / Tengkorak, @yonif_pararaider305, Sabtu (4/3/2023).

Pompa hidran dan penerangan kampung itu dikerjakan masyarakat dan Pasukan Kostrad. Maruli mendatangi Intan Jaya pada Kamis (2/3).

Dansatgas Yonif PR 305, Letkol Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila, mengatakan tradisi bakar batu sempat digelar masyarakat Mamba Bawah dan Sambili. Tradisi tersebut merupakan bentuk penghormatan dan ucapan terima mereka atas segala bantuan dan dukungan dari Pangkostrad.

Pasukan Yonif PR 305 setidaknya sudah memasang pompa hidran di kampung Amaesiga, Mamba Bawah, dan Sambili. Program tersebut merupakan program TNI AD Manunggal Air.

Bersamaan dengan itu, pasukan Tengkorak Kostrad juga memasang puluhan lampu Solar Cell yang khusus diberikan Pangkostrad untuk masyarakat Intan Jaya.

“Meskipun baru sebagian lampu Solar Cell dari total 110 lampu yang akan terpasang, namun warga Amaesiga, Mamba Bawah, Sambili, Bazemba dan Bilogai sudah mulai menikmati indahnya Intan Jaya di malam hari,” katanya.

Pangkostrad juga sempat dipakaikan Mahkota Cenderawasih, dikalungi noken, dan kalung anggrek. Setelah prosesi tradisi penyambutan, Pangkostrad tidak langsung menuju ke lokasi acara Bakar Batu. Dia menuju lokasi sumber air, sekaligus tempat pompa hidran dipasang.

Beberapa pejabat Pemerintah Kabupaten Intan Jaya yang turut mendampingi terheran-heran karena air yang seharusnya mengalir dari ketinggian ke kerendahan, dibalik dengan pemanfaatan pompa hidran. Selain itu, pompa hidran juga bekerja tanpa menggunakan listrik.

Ratusan warga dari anak-anak sampai orang tua telah berkumpul di lapangan Sambili menanti kehadiran Pangkostrad. Maruli mengaku sudah lama ingin mengunjungi Intan Jaya.

“Semakin saya datang ke sini, semakin saya ingin sering datang ke sini. Saya hanya ingin berpesan kepada bapak, ibu sekalian. Saya mendapat info dari Komandan Satgas, para pemuda di sini sangat semangat dalam membantu pekerjaan masyarakat. Terima kasih banyak,” ucap Maruli.

Dia meyakini banyak orang ingin membangun Papua. Dia mengapresiasi masyarakat Intan Jaya.

“Bahwa kami, TNI-Polri, bisa mengerjakannya bersama masyarakat, bersama pemuda, untuk membantu meningkatkan kesejahteraan. Jadi bapak ibu sekalian, kalau bisa berbicara dengan saudara kita yang di hutan, sampaikan. Kalau untuk kegiatan kesejahteraan, kebutuhan anak anak muda, anak sekolah, tolong jangan diganggu. Biar nanti anak-anak dari Intan Jaya bisa sekolah. Nanti anak-anak juga bisa jadi Pangkostrad seperti saya, dari Intan Jaya,” ungkapnya.

Maruli sempat berkeliling menghampiri pemuda hingga mama-mama yang sedang mengeluarkan sayur, umbi, dan daging yang telah matang.

Saat hidangan disuguhkan, Maruli menuju kerumunan prajurit TNI dan Polri yang berkumpul di tengah lapangan untuk menikmati makanan sambil duduk bersila beralaskan rumput lapangan Sambili.

Saat hari menjelang sore ketika rombongan Pangkostrad meninggalkan kampung Mamba Bawah dan Sambili menuju Pos Kodim Persiapan (Koper), Maruli menikmati perjalanan sambil berdiri di bak belakang kendaraan didampingi Komandan Korem 173 Brigjen TNI Sri Widodo, Kolonel Andi Amin, Raja Aibon, Dedi Pungki, Ade Kurniawan, Anjas dan Gembala Poltak.

Mama Peno, tokoh wanita masyarakat Mamba turut serta dalam perjalanan ke Pos Koper, karena cukup jauh dan lelah jika harus berjalan kaki.

“Ini dulunya daerah hitam, Panglima. Sekarang sudah berubah drastis setelah kehadiran pasukan 305. Bukan abu-abu lagi, tapi sudah hijau,” ucap Danrem kepada Pangkostrad dalam perjalanan.

Di Pos Koper, Pangkostrad menikmati hasil budidaya ikan lele prajurit bersama masyarakat. Sekitar 1.200-1.500 ekor ikan lele terbagi habis untuk masyarakat yang hadir.

Dia juga sempat panen ayam hingga melihat kebun jagung dan sumur air bersih. Pangkostrad lalu menuju ke kampung Bazemba, Yokatapa untuk menyerahkan bingkisan berupa bahan makanan untuk warga.

Pangkostrad juga melihat bangunan gereja yang indah hasil karya para Ksatria Tengkorak selama 48 hari, bantuan dari KASAD, Pangkostrad, Alumni Akmil 2004 ARUPADATU serta keluarga besar Tengkorak. Gereja yang telah dilengkapi dengan mimbar serta lukisan tangan prajurit Kostrad, telah menjadi kebanggaan masyarakat Bazemba.

“Kami Suku Moni mengenal cinta kasih, tetapi orang dari luar masuk akhirnya merusak daerah ini sehingga pemerintah takut. Akhirnya pemerintah pergi dan akhirnya pihak TNI Polri datang dan membantu masyarakat seperti lampu, air bersih, kandang babi, lonceng, jalan, itu semua bantuan dari pihak TNI Polri. Kami dibikinkan semua itu dari pihak TNI Polri, bekerja keras dengan masyarakat. Yang banyak-banyak kerja keras disini adalah pihak TNI Polri, saya minta terima kasih banyak-banyak sudah bantu kami bangun Gereja seperti ini,” kata Upinus Sondegau, Ketua Forum Komunikasi Masyarakat (FKM) Intan Jaya.

Malam harinya, Pangkostrad didampingi Brigjen TNI Sri Widodo, Kolonel Inf Andi Amin, Raja Aibon serta para Ksatria Kostrad menikmati indahnya Intan Jaya dari Pos Mamba. Berbagai dokumentasi kegiatan yang telah dijalankan oleh para Ksatria Tengkorak selama lima bulan di Intan Jaya.

Keesokan harinya, sebelum meninggal Intan Jaya, Pangkostrad menyempatkan diri bertatap muka bersama para Ksatria Tengkorak Kostrad. Maruli membakar semangat para Ksatria Tengkorak agar terus berbuat dan memberikan karya terbaiknya di tanah Papua.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih, khususnya kepada Batalyon kalian. Kalian sudah mengerjakan tugas yang menurut saya sangat baik. Yang kalian lakukan, baik operasinya maupun bagaimana berkehidupan dengan masyarakat, saya ucapkan terima kasih. Dan saya bangga melihat cara bekerja kalian di sini,” ungkap Maruli.

“Selalu berbuat baik dengan masyarakat. Kegiatan kalian itu, bukan hanya bertaruh nyawa, tapi apapun yang terjadi, setiap butir akan berpengaruh terhadap dunia internasional. Sadar tidak sadar, apapun yang dilakukan tiap-tiap tim kalian itu, sangat berpengaruh. Jadi, sadar tidak sadar kita ini orang penting,” tambahnya.

Sebelum berpisah, pasukan diajak berfoto bersama dan diberikan bekal untuk membeli tambahan nutrisi. Terasa sekali, bukan sekedar hubungan antara Pimpinan dan bawahan, namun lebih pada hubungan ayah dan anak. Bukan hanya itu, hadiah lomba antar Pos bulan Februari yang dimenangkan oleh Pos Koper, juga diberikan langsung Pangkostrad.

(jbr/hri/detik)