Dilansir dari AFP, Kamis (9/3/2023), pasukan keamanan Otoritas Palestina di kota Nablus, Tepi Barat, menembakkan gas air mata ke para pelayat yang menghadiri pemakaman seorang militan Hamas yang tewas dalam serangan Selasa, di tengah lonjakan kekerasan dalam konflik Israel-Palestina.
“Kami berada di tengah siklus kekerasan yang harus segera dihentikan,” kata utusan perdamaian PBB untuk Timur Tengah, Tor Wennesland, dalam sebuah pernyataan.
“Dewan Keamanan telah berbicara dengan satu suara, meminta para pihak untuk mengamati ketenangan dan menahan diri, dan untuk menahan diri dari tindakan provokatif, hasutan dan retorika yang menghasut.”
Abdel Fatah Hussein hroushah (49), dan lima warga Palestina lainnya tewas pada hari Selasa (7/2), dalam pertempuran sengit dengan pasukan Israel di Jenin, tempat yang sering terjadi bentrokan di Tepi Barat utara.
Tentara Israel mengatakan Khroushah adalah “operasi teroris.” Dia diduga membunuh dua pemukim Israel di kota Palestina Huwara pada 26 Februari.
Seorang koresponden AFP pada pemakaman di Nablus melihat para pelayat Palestina menghina polisi dan menyamakan Otoritas Palestina (PA) dengan “pelacur” dan “mata-mata” karena koordinasinya dengan Israel.
Pada bulan Januari, setelah serangan mematikan Israel lainnya di Jenin, PA mengatakan telah mengakhiri koordinasi keamanan dengan Israel.
PA dikendalikan oleh gerakan Fatah pimpinan Presiden Mahmud Abbas, faksi saingan Hamas.
Juru bicara dinas keamanan Palestina Talal Dweikat mengatakan petugas yang mengamankan pemakaman telah turun tangan ketika pertengkaran pecah setelah “kelompok yang tidak terkait dengan keluarga martir menculik jenazah dan menurunkannya ke tanah”, lapor kantor berita Palestina Wafa.
Juru bicara Hamas Abdul Latif al-Qanou mengutuk kekerasan petugas PA, dengan alasan dalam sebuah pernyataan yang “menegaskan PA adalah bagian dari rencana untuk menekan perlawanan” terhadap pendudukan Israel.
(aik/detik)