“Saya pribadi mewakili brand sebelumnya yang disebut Babiambo yang pernah beroperasi selama berapa bulan ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya buat teman-teman atau saudara-saudara saya yang mungkin merasa tersinggung atau mungkin saya berniat seperti melecehkan, tapi sama sekali tidak,” kata Sergio di Polsek Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (10/6/2022).
Sergio mengaku tidak ada niat menyinggung suku manapun terkait usaha nasi Padang babi. Dia menyebut dirinya murni mencoba usaha.
Buka Awal 2020 Lalu Tutup 3 Bulan Kemudian
Dia mengatakan usaha tersebut dijalani saat masa pandemi atau awal 2020. Dia menyebut usaha itu hanya berlangsung 3 bulan.
![](https://rakyatpembaruan.com/wp-content/uploads/2025/01/Screenshot-2025-01-01-at-02-55-54-BajuBodo-Marketplace-Sulawesi-Selatan.jpg)
“Jadi sebenarnya memang saya pernah tapi sebetulnya itu udah lama sekali, jadi itu sekitar awal pandemi 2020 awal,” katanya.
Sergio mengatakan hanya mencari peluang pada saat pandemi. Dia menyebut usaha itu hanya dilakukan secara online.
“Saya memang sempat coba memulai usaha karena itu kan awal pandemi ya semua mencoba mencari opportunity secara online apa sih peluangnya gitu, waktu itu akhirnya melakukan secara online tapi hanya berjalan sekitar 3 bulan kurang lebih seingat saya akhirnya tutup,” katanya.
Usaha seumur jagung itu dinamakan ‘Babiambo’. Sergio mengatakan ide tersebut berawal dari kecintaannya terhadap masakan Padang.
“Mungkin kenapa ide ini seputar Padang, karena saya pribadi suka banget sama masakan Padang, seminggu minimal sekali saking cintanya,” kata Sergio di Polsek Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (10/6/2022).
“Cuma kenapa kita tulis ada babinya di menunya, karena kita nggak mau nanti ada orang yang makan nggak tahu itu ada mengandung babinya. Jadi kita mau nggak mau secara menu harus secara eksklusif ditulis ada babinya,” katanya.
Sedangkan adanya kata ‘Padang’, Sergio mengatakan itu hanya ide sepintas karena didasari oleh kecintaannya pada masakan Minang itu. Dia menyebut murni hanya untuk berjualan.
“Dan kenapa Padang, kita kepikiran aja idenya, gimana caranya menyampaikan ke publik bahwa ini tuh sesuatu yang mereka biasa makan di suasana Padang, masakan-masakan seperti gulai, bakar, atau rendang yang bisa didesain secara dari istilah semua orang paham ketika dengar Padang diasosiasikan dengan rendang, gulai, dan lain-lain. Hanya untuk publikasi sebenarnya,” katanya.
Sementara itu, Kapolsek Kelapa Gading Kompol Vokky Sagala mengatakan pihaknya telah menindaklanjuti perihal laporan adanya usaha nasi Padang babi. Dia menyebut pada saat dilakukan penyelidikan, lokasi tersebut bukan berbentuk restoran.
“Tadi setelah kita melakukan penyelidikan kita datang ke rumah yang bersangkutan, rumah tersebut adalah rumah tinggal. Jadi bukan restoran atau toko, melainkan rumah tinggal,” katanya.
“Kalau terkait pelanggaran kita masih melakukan pemeriksaan nanti mungkin setelah pemeriksaan kita baru bisa menyampaikan,” tuturnya.
Tuai Kecaman
Usaha kuliner nasi Padang babi menuai kecaman. Salah satunya dari Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) Andre Rosiade.
“Sebagai Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang, saya sudah mendengar soal restoran di Jakarta yang bikin keresahan masyarakat Minang. Hal ini disebabkan restoran bernama Babiambo itu mengolah daging babi menjadi masakan berupa rendang,” kata Andre Rosiade dalam keterangannya, Jumat (10/6).
Keberadaan nasi Padang babi itu juga disorot oleh anggota DPR dari Dapil Sumbar II, Guspardi Gaus. Dia mengaku geram dengan keberadaan nasi padang babi tersebut.
“Apa maksud dan motif pemilik restoran menyediakan makanan nonhalal dengan menggunakan nama menu khas Minangkabau?” ujar politikus PAN ini.
(isa/dek/detik)