“Sekarang jelas keinginan Partai Konservatif bahwa harus ada pemimpin baru untuk partai itu dan karena itu, seorang Perdana Menteri baru,” ucap Johnson dalam pidatonya seperti dilansir CNN, Kamis (7/7/2022).
“Saya sepakat dengan Sir Graham Brady, ketua anggota parlemen backbench kami, bahwa proses pemilihan pemimpin baru itu harus dimulai sekarang. Dan jadwalnya akan diumumkan pekan depan,” imbuhnya.
“Jadi saya ingin mengatakan kepada jutaan orang yang memilih kami tahun 2019, banyak dari mereka memilih Partai Konservatif, untuk pertama kalinya. Terima kasih untuk mandat luar biasa itu. Mayoritas Partai Konservatif terbesar sejak tahun 1987,” sebut Johnson.
Pengunduran diri Johnson dari jabatannya sebagai Ketua Partai Konservatif ini menjadi perubahan sikap setelah sebelumnya dia bersikeras akan tetap menjabat di tengah semakin menguatnya desakan mundur.
Gelombang pengunduran diri jajaran pemerintahannya, mulai dari menteri hingga staf kementerian, semakin memperlemah pemerintahan Johnson. Beberapa bulan terakhir, pemerintahan Johnson diselimuti berbagai skandal yang membuat popularitasnya semakin menurun.
Dijelaskan Mason lebih lanjut bahwa pemilihan ketua baru Partai Konservatif akan digelar musim panas ini dan pemenangnya akan menggantikan Johnson pada Oktober mendatang.
(nvc/dhn/detik)