Jakarta – Seorang perempuan asal Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Yoan Sandra, diperiksa Polda Sumsel atas videonya yang viral karena mendukung pembakaran lahan Usai diperiksa polisi, Yoan meminta maaf dan mengklarifikasi video terkait dirinya itu.
Dilansir detikSumbagsel, Selasa (3/10/2023), Yoan merupakan istri masinis. Dia diperiksa sejak pukul 15.00 WIB hingga malam hari.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Yoan Sandra Dita meminta maaf sebesar-besarnya kepada warga negara Indonesia khususnya Sumatera Selatan,” kata Yoan, seperti dalam video yang diterima, Senin (2/10) malam.
“Atas video saya tentang kebakaran lahan menjadi kegaduhan di masyarakat, saya tidak maksud apapun melainkan hanya mencurahkan isi hati saya kepada anak saya yang awalnya sekolah tatap muka menjadi sekolah daring atau jarak jauh akibat asap tebal,” sambung dia.
Walhi Sumsel menyebut Yoan telah mengesampingkan sisi-sisi kemanusiaan terkait bencana kabut asap yang tengah melanda jutaan warga Sumsel. Yoan, dalam video tersebut, menyebut bisa membayar petugas pemadam kebakaran (damkar) untuk memadamkan api kebakaran lahan, namun lebih baik membersihkan lahan dengan cara dibakar.
“Kami melihatnya apa yang disampaikan Yoan ini adalah statement kebodohan dia, yang dia sampaikan ke publik. Kami sangat sayang anak muda dengan penampilannya seperti itu, sebodoh itu melontarkan statement ke publik,” kata Yuliusman dikonfirmasi detikSumbagsel, kemarin.
Dalam video Yoan yang dilihat detikSumbagsel, Senin (2/9), dia awalnya merekam kondisi kabut asap di sebuah jalanan di Sumsel. Lalu, dia membalikkan kamera dihadapkan ke wajahnya.
Yoan pun mengungkap, jika dirinya memiliki lahan seluas 100 hektar tentu dia tak mau susah payah untuk membayar orang membersihkan pepohonan atau rerumputan di tanah miliknya dengan cara ditebang. Menurutnya, lebih baik ia mengambil jalan pintas untuk membersihkan lahan itu dengan cara dibakar.
“Logika saja ya, misalnya ya, kalian punya lahan 100 hektar, kalian saja atau saya saja ya, mana mau lah saya nyuruh orang untuk menebangnya (pohon/rerumputan), mending saya bakar saja, sekali lewat sudah (bersih). Nanti bayar saja mobil damkar supaya api itu reda, yang penting kan abis,” ungkap Yoan.
“Sebenarnya (kebakaran lahan) ini nih balik-baliknya keegoisan kita sebenarnya. Dan mungkin misalnya saya juga yang punya lahan, saya juga pasti mikirnya begitu (buka lahan dengam cara dibakar), cuma paling banter beberapa hari (asapnya), palingan hilang,” sambungnya.
(aud/imk/detik)