Dilansir AFP, pasukan Ukraina telah melakukan serangan ke salah satu lapangan terbang militer Rusia yang berjarak ratusan kilometer dari perbatasan Ukraina pekan lalu. Otoritas wilayah setempat pun memerintahkan evakuasi karena adanya serangan drone secara ‘besar-besaran’.
Serangan tersebut merupakan serangan paling signifikan di wilayah Rusia sejak perang dengan Ukraina dimulai pada 2022. Wilayah bernama Lipetsk, yang menjadi lokasi serangan itu, berjarak 330 kilometer dari perbatasan Ukraina.
Dilansir The Guardian dan Reuters, pasukan Ukraina juga bergerak menuju ke sebuah desa yang berjarak sejauh 20 kilometer di dalam wilayah Kursk, Rusia. Laporan Reuters, yang mengutip sejumlah pejabat Rusia, menyebut sekitar 1.000 tentara Ukraina menyerbu perbatasan Rusia pada Selasa (6/8) dini hari.
Serangan itu melibatkan tank dan kendaraan lapis baja, yang dilindungi oleh kawanan drone dan tembakan artileri tanpa henti. Penyerbuan itu tercatat sebagai salah satu serangan terbesar Ukraina terhadap Rusia sejak perang dimulai pada Februari 2022.
Pertempuran sengit pasukan Ukraina dengan Rusia juga dilaporkan sedang berlangsung di dekat kota Sudzha, yang menjadi lokasi gas alam Rusia mengalir ke Ukraina. Kondisi tersebut memicu kekhawatiran tentang kemungkinan terhentinya arus transit ke Eropa secara tiba-tiba.
Rusia Evakuasi Warga
Serangan pasukan Ukraina terus berlanjut. Rusia pun melakukan evakuasi terhadap warga di wilayah Belgorod. Wilayah itu terletak dekat perbatasan Ukraina.
Perintah evakuasi diberikan saat militer Rusia berjuang menangkal penyerbuan pasukan militer Ukraina terhadap wilayah Kursk sejak pekan lalu.
“Musuh aktif di perbatasan distrik Krasnoyaruzhsky,” tutur Gubernur Belgorod, Vyacheslav Gladkov, dalam pernyataan yang disampaikan via Telegram, seperti dilansir AFP, Senin (12/8).
“Demi kesehatan dan keamanan penduduk kami, kami mulai memindahkan orang-orang yang tinggal di Krasnoyaruzhsky ke tempat-tempat yang lebih aman,” imbuhnya.
Perintah evakuasi untuk wilayah perbatasan Belgorod itu dirilis saat pasukan Rusia, pada Sabtu (10/8) lalu, meluncurkan ‘operasi kontrateror’ di tiga wilayah perbatasan yang berbatasan dengan Ukraina. Rusia telah mengerahkan pasukan dan peralatan tambahan, termasuk tank, peluncur roket, dan unit penerbangan untuk menghentikan pasukan Ukraina.
Berdasarkan hukum Rusia, pasukan keamanan dan militer diberi kewenangan darurat yang luas selama operasi ‘antiteror’. Kewenangan darurat itu berdampak pada pembatasan pergerakan, kendaraan dapat disita, panggilan telepon dapat dipantau, area dinyatakan sebagai zona terlarang, pos pemeriksaan diperkenalkan, dan keamanan ditingkatkan di lokasi infrastruktur utama.
Komite antiterorisme Rusia mengatakan Ukraina telah melancarkan ‘upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengacaukan situasi di sejumlah wilayah negara kita’.
Perintah Keras Putin
Putin pun memerintahkan militernya untuk ‘mengusir’ pasukan Ukraina yang menyerbu Rusia selama sepekan terakhir. Perintah ini diberikan Putin saat lebih dari 120.000 warga telah dievakuasi dari area-area perbatasan.
Dilansir AFP, Selasa (13/8/2024), penyerbuan Ukraina merupakan serangan lintas perbatasan yang paling signifikan terhadap wilayah Rusia sejak Perang Dunia II. Putin pun menggelar rapat dengan para pejabat yang disiarkan televisi setempat untuk merespons serangan itu.
Dia mengatakan ‘salah satu tujuan jelas dari musuh adalah menabur perselisihan’ dan ‘menghancurkan persatuan dan kohesi masyarakat Rusia’.
“Tugas utamanya, tentu saja, untuk Kementerian Pertahanan mengusir musuh dari wilayah-wilayah kita,” ujar Putin dalam rapat tersebut.
Laporan yang disampaikan Gubernur Kursk, Alexei Smirnov, dalam rapat dengan Putin menyebut sekitar 121.000 orang telah mengungsi dari wilayah tersebut sejak awal penyerbuan pasukan Ukraina. Smirnov mengatakan penyerbuan pasukan Ukraina itu telah menewaskan sedikitnya 12 warga sipil dan melukai sekitar 121 orang lainnya.
Putin menegaskan Rusia akan merespons penyerbuan itu dengan menunjukkan ‘dukungan bulat bagi semua orang yang berada dalam kesulitan’. Dia mengatakan musuh akan menerima balasan.
“Musuh akan menerima balasan yang pantas,” tegasnya.
Sementara, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dalam pidatonya kepada rakyat Ukraina, menyebut serangan lintas perbatasan itu ‘murni masalah keamanan’ dan merebut ‘area-area yang menjadi lokasi pasukan Rusia menyerang wilayah Sumy kita’.
Panglima militer Ukraina, Oleksandr Syrsky, mengatakan kepada Zelensky bahwa pasukan Kyiv sekarang telah menguasai sekitar 1.000 kilometer persegi wilayah Rusia dan terus melanjutkan ‘operasi ofensif’.
(haf/rfs/detik)