JALAN ASIA Kelurahan Plaju Ulu, Kota Palembang merupakan sentra produksi tempe tertua di kota Palembang yang biasa disebut kampung tempe. Pemukiman yang padat penduduk ini disebut kampung tempe dikarenakan sebagian penduduknya berwirausaha sebagai pengrajin tempe. Adapun generasi pertama pengrajin tempe ini pada tahun 1952 berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah. Awalnya tempe ini kurang diketahui dan diminati oleh masyarakat Kota palembang, namun seiring berjalannya waktu dengan harga yang terjangkau, masyarakat Kota Palembang mulai merasakan kenikmatan serta kayanya kandungan protein dan gizi yang terdapat pada tempe ini.
Muhammad Taufik atau yang akrab dipanggil pak Taufik merupakan salah satu pengrajin tempe sekaligus sebagai Ketua Paguyuban Pengrajin tempe yang berada di kampung tempe tersebut yang diberi nama “Paguyuban Plaju Bersinar”.
Saat kami berkunjung, pak Taufik sedang mengelolah tempe di rumahnya yang terletak di Jalan Asia Lorong Saleh RT. 06 RW.02 kelurahan Plaju Ulu, Kecamatan Plaju palembang. Ditengah kesibukannya mengelolah tempe, pak Taufik mengatakan sudah 7 hari ini harga kacang kedelai naik 200 rupiah tiap hari, sehingga mencapai Rp. 12.500 perkilo gram nya. Pak Taufik berharap kepada pemerintah untuk harga kacang kedelai ini kalau bisa dikisaran harga 10 sampai 11 Ribu Rupiah saja.
“Tapi Alhamdulillah dari tempe inilah kami bisa makan, sekolahkan anak bahkan kuliahkan anak,” Ujar pak Taufik tetap bersyukur.
Pak Taufik menerangkan, tempe merupakan salah satu makanan tradisional khas Indonesia yang sudah ratusan tahun dikenal masyarakat yang terbuat dari fermentasi kacang kedelai. Tempe selain digoreng dapat juga diolah menjadi berbagai menu makanan sehari-hari diantaranya keripik tempe, tauco, Nugget dan lain-lain. Tak banyak bahan yang diperlukan untuk pembuatan tempe tersebut yaitu, kacang kedelai dan ragi tempe, sementara untuk pembungkus tempe biasanya menggunakan plastik atau daun pisang.
“Kalau untuk proses pengelolahan bahan yaitu kacang kedelai direbus terlebih dahulu setelah itu direndam 1×24 jam, kemudian dicuci sekalian digiling dan ditiriskan, penambahan ragi tempe lalu dipacking pakai plastik kemudian proses fermentasi,” Terang Pak Taufik.
Pak Taufik memulai usaha menjadi pengrajin tempe sudah sejak 24 tahun yang lalu. Ia memulai usahanya hanya dengan modal awal 5 kg kedelai pelan-pelan naik menjadi 10 kg sampai 110 kg per hari nya “Namun sejak pandemi covid 19 masuk pada tahun 2020 produksi tempe turun sampai sekarang tahun 2023 menjadi 30kg per hari nya. Saya jual tempe ukuran besar Rp. 4000 dan yang kecil Rp. 2000. Dan untuk pemasarannya, dijual di pasar – pasar tradisional seperti pasar Plaju, pasar Kertapati dan pasar tradisional lainnya yang ada di kota palembang,” tuturnya.
Pertamina Hadir Memberikan Kehidupan yang Lebih Baik
Lebih jauh pak Taufik mengatakan bahwa pengrajin tempe disini banyak mendapat bantuan melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) Kampung Pangan Inovatif, Kilang Pertamina Refinery Unit III Plaju yang beroperasi tak jauh dari kampung tempenya.
“Dengan adanya bantuan Pertamina memberikan kehidupan yang lebih baik untuk kampung kami. Banyak sekali bantuan yang kami dapatkan diantaranya panci, IPAL Mandiri, IPAL Komunal, solar cell, gazebo untuk kumpul pengrajin tempe, dan malam ini katanya mau kasih kotak adukan tempe. Bahkan plang nama pun dari Pertamina, tapi tak cukup disitu, sekarang pertamina lagi tahap pembangunan pendopo untuk kami. Bantuan pertamina sangat besar manfaatnya seperti panci yang terbuat dari stainless ini kalau mau beli sekarang harganya satu panci 5,8 juta dan juga kalau merebus pakai panci ini lebih cepat panas sehingga bisa menghemat waktu dan bahan bakar. Sedangkan manfaat IPAL ini untuk mengolah limbah tempe, limbah cair menjadi pupuk cair dan limbah padat menjadi maggot untuk pakan ikan,” Pungkas pak Taufik.
Sementara itu, Pak Gino, salah seorang warga kampung tempe (bukan pengrajin tempe) menuturkan sebelum mendapat bantuan IPAL dari Pertamina, indra penciuman mereka harus bersahabat dengan bau aroma yang yang tak sedap menyeruak berkat pencemaran drainase oleh limbah industri tempe. Namun setelah para pengrajin tempe di kampungnya mendapat banyak bantuan dari Pertamina salah satunya yaitu IPAL untuk mengolah limbah tempe, bau aroma yang tak sedap yang menyengat hidung tak ada lagi.
“Dulu hidung kami warga disini sudah kebal dengan bau yang tak sedap dari limbah olahan tempe yang dibuang langsung ke saluran air atau got – got disini, yang menjadi masalah kalau ada tamu dari luar mereka masuk kesini menutup hidung. tapi Alhamdulillah sekarang mereka pengrajin tempe itu banyak dapat bantuan dari pertamina salah satunya dapat bantuan pemasangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). sangat terasa sekali manfaat bantuan dari Pertamina bagi kami warga sekitar yang bukan pengrajin tempe,sekarang bau aroma tak sedap itu sama sekali tidak ada,” Ujar Pak Gino.
Ditempat terpisah, Lurah Plaju Ulu melalui Sekretarisnya, Syahtri Juniyanto menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada pihak pertamina yang banyak membatu warga kampung pengrajin tempe Kelurahan Plaju Ulu.
Sebelumnya isu higienitas selama proses pembuatan pun tak lepas dari perhatian. Kampung penduduk yang padat, dan minimnya lahan terbuka hijau, berdampak pada kurang maksimalnya produksi yang juga berdampak pada menurunnya penghasilan.
Dikatakannya isu kurang higienis untuk tempe ini karena sebelumnya memakai drum biasa untuk merebusnya, drum tersebut jangka waktu tidak lama akan berkarat. Melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) Kampung Pangan Inovatif, Kilang Pertamina Plaju telah memberikan bantuan berupa peralatan maupun pembinaan yang telah diberikan, sehingga kampung tempe tersebut bisa meraih peringkat Program Kampung Iklim (Proklim).
“Semoga apa yang telah diraih bisa dijaga demi kelestarian lingkungan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan Proklim. Dan harapan kami, masyarakat kampung tempe dapat menjaga lingkungan disekitarnya agar selalu bersih hingga terasa nyaman dan asri,” Pesannya.
Sementara itu, Perliansyah (Officer I Comm, Rel & Compliance RU III) menjelaskan bahwa pada tahun 2019 dilakukan social mapping/pemetaan sosial di Kelurahan Plaju Ulu, PT KPI RU III bersama masyarakat dan pemerintah setempat melakukan pemetaan isu, masalah, dan potensi pengembangan program serta pemberdayaan masyarakat di wilayah tersebut. Pada tahun 2020, PT KPI RU III Menyusun kajian rencana strategis jangka panjang (renstra) dimana Kelurahan Plaju Ulu menjadi salah satu wilayah pengembangan program pemberdayaan dengan program Kampung Pangan Inovatif yang dilaksanakan tahun 2021-2025. Pada tahun 2021, PT KPI RU III mulai melakukan implementasi program kampung pangan inovatif yang melibatkan dua kelompok Utama salah satunya Paguyuban Perajin Tempe Plaju Ulu.
Lebih jauh ia menerangkan bahwa PT KPI RU III melalui program Kampung Pangan Inovatif melakukan pemberian kemanfaatan melalui program yang dilaksanakan dengan pemberian bantuan karitatif, peningkatan kapasitas masyarakat, dan pembangunan infrastruktur yang diperlukan untuk menunjang upaya pemberdayaan.
“Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan maupun bantuan yang telah didistribusikan antara lain, bantuan pendampingan program, bantuan infrastruktur diantaranya pembangunan gazebo dan pembangunan pendopo tempe, pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk 8 industri perajin tempe (5 buah instalasi), pembagian 24 brigh gas, pembagian 22 drum tempe higienis, pembagian 24 meja ragi higinis, pembagian 54 APD produksi higinis (celemek, sapu tangan, masker), pembagian 24 APAR kepada perajin tempe, pembangunan grill selokan plaju ulu sepanjang 15 meter, dan 1 Unit instalasi solar cell,” Terangnya.
Bantuan tersebut diberikan langsung kepada masyarakat setempat oleh Siti Rachmi Indahsari selaku Area Manager Comm, Rel, & CSR RU III, bersama Ahmad Adi Suhendra (Officer I CSR & SMEPP RU III), dan Perliansyah (Officer I Comm, Rel & Compliance RU III).
Selain itu diberikan juga bantuan peningkatan kapasitas kepada pengrajin tempe seperti pelatihan pengolahan air limbah tempe, pelatihan pengolahan limbah kulit kedele, pelatihan produksi higinis, pelatihan pemasaran, pendampingan PI IRT, Halal, NIB, pendampingan SNI & BPOM kepada kelompok tempe, dan Pembentukan koperasi tempe.
“PT KPI RU III melakukan tugas Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang selaras dengan misi PT Kilang Pertamina Internasional, yaitu menjalankan bisnis Kilang Minyak dan Petrokimia secara profesional dan berstandar internasional dengan prinsip keekonomian yang kuat dan berwawasan lingkungan. Oleh karena itu, PT KPI RU III melakukan internalisasi nilai tersebut kedalam kegiatan CSR khususnya pada Program Kampung Pangan Inovatif dengan menerapkan standarisai pada produk pangan yang dihasilkan dalam program. Kepatuhan terhadap standarisasi turut menciptakan peningkatan kepercayaan pada produk yang dihasilkan, sehingga berpengaruh terhadap penjualan dan penyerapan pasar. Akibatnya, kegiatan standarisasi produk olahan pangan tidak hanya meningkatkan mutu namun juga aspek ekonomi pelaku usaha UMKM Pangan di Program Kampung Pangan Inovatif.
Kebersihan merupakan isu krusial dalam industri pangan. Pangan, selain memenuhi kebutuhan energi juga harus memenuhi kebutuhan gizi. Tentunya, kebutuhan pangan yang sehat sangat ditentukan oleh bahan, proses produksi, dan tempat pengolahan makanan. Oleh karena itu, sebagai usaha mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB), melalui upaya peningkatan kebutuhan nutrisi berbasis UMKM masyarakat, PT KPI RU III melakukan edukasi standarisasi tempat pengolahan makana (TPM). Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk partisipasi perusahaan untuk mendorong masyarakat khususnya UMKM pangan agar melakukan produksi yang lebih bersih dan higinis.
Program Kampung Pangan Inovatif turut menjadi salah satu alternatif solusi guna mendukung Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 22 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Kemandirian Pangan yang selanjutnya disebut Gerakan SumSel Mandiri Pangan (G-SMP). Program Kampung Pangan Inovatif mendukung gerakan G-SMP yang mengupayakan pendampingan kepada rumah tangga dengan mengusahakan lahan pekarangan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan untuk meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemanfaatan serta menambah pendapatan,” Pungkasnya.
Sebagai informasi, melalui program Kampung Pangan Inovatif, Kilang Pertamina Refinery Unit III Plaju Berhasil Menangkan Penghargaan Platinum Annual Global CSR & ESG Awards 2023 di Vietnam.(AHMADI / RAKYAT PEMBARUAN)