PPalembang, rakyatpembaruan.com –
PT Pertamina Patra Niaga Region Sumbagsel melalui Depot Pengisian Pesawat Udara Sultan Mahmud Badaruddin II (DPPU SMB II) berkomitmen untuk terus melakukan pelestarian flora dan fauna khas Sumatera Selatan melalui kolaborasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan. Hal tersebut tertuang dalam Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Pengembangan Program Kenakeragaman Hayati yang dilanjutkan dengan penamaman secara simbolis bersama-sama tanaman endemik Sumatera Selatan, bertempat di Hutan Wisata Puntikayu pada Rabu (8/9/2021).
Setelah acara penanamaan bibit unglen, damar dan pinus, rencananya akan diadakan pelatihan selama satu hari untuk 30 remaja anggota Kemudi (Kelompok Pemuda/i Cinta Lingkungan). Mereka diberi pelatihan tentang cara pemeliharaan, perawatan dan pembesaran bibit pohon langka lokal tersebut, selain itu mereka juga diberikan pelatihan cara budidaya lebah trigona dan cara pengelolaan tanaman jenis kayu putih dan serai wangi.
“Program ini diharapkan dapat membantu Pemerintah dalam menambah jumlah plasma nuftah tanaman langka tersebut dan menjaga kelestariannya sampai ke anak cucu,” ujar Sultan, Ketua Kemudi.
Selain itu Sultan menambahkan bahwa program ini dapat menambah pengetahuan dan pendapatan dari hasil pengelolaan lebah trigona dan produk olahan berbahan dasar dari jenis tanaman kayu putih dan serai wangi yang diberikan kepada para anggota Kemudi ini, karena latar belakang yang berasal dari pekerja serabutan dan anak-anak putus sekolah.
Pohon Ulin (Eusideroxylon zwageri Teijsm & Binn) atau biasa disebut dengan istilah kayu besi, bulian atau orang Sumatera Selatan biasa menyebutnya unglen, adalah flora endemik Sumatera Selatan yang sudah mengalami kepunahan.
Unglen sendiri memiliki 4 (empat) macam manfaat. Dibidang ekonomi, memiliki nilai jual tinggi karena batang pohonnya dapat digunakan sebagai bahan konstruksi berat diantaranya untuk jembatan, rumah, bantalan rel kereta api, tiang listrik dan lain sebagainya. Bidang Ekologi, dapat menjadi sarangnya orang utan, mampu menyerap karbondioksida, menghasilkan oksigen, mengurangi pengaruh efek rumah kaca, akarnya mampu menahan dan mencegah terjadinya erosi dan tanah longsor. Bidang Kesehatan, biji dan buah pohonnya dapat menjadi obat herbal dengan fungsi dapat menghitamkan rambut, menghambat tumbuhnya uban dan dapat menjadi penghilang bengkak). Di Bidang Pariwisata, karena usianya yang bisa mencapai ratusan tahun bahkan lebih, dapat memunculkan daya tarik esteteik yang luar biasa untuk masyarakat yang melihat dan mempelajarinya sehingga menjadi daya tarik yang luar biasa.
Dengan adanya program ini, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, Panji Tjahjanto sangat berterima kasih dan mendukung penuh setiap kegiatannya, karena hasil dari tujuan program ini dapat menambah jumlah tanaman unglen yang saat ini hampir punah. Selain itu juga dapat menambah jumlah plasma nuftah yang ada di Hutan Wisata Punti Kayu sekaligus dapat menghidupkan kembali hutan konservasi, karena beberapa tahun terakhir sempat tidak terawat akibat pandemi Covid-19, dan paling penting dari program ini adalah dapat menjadikan para pekerja serabutan dan anak-anak putus sekolah dilingkungan sekitar Hutan Wisata Punti Kayu ini bisa memiliki ilmu pengetahuan dibidang lingkungan dan kehutanan serta menambah pendapatan ekonomi mereka secara berkelanjutan.
Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel, Umar Ibnu Hasan mengungkapkan, program CSR ini merupakan implementasi dari Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG-Environment, Social, and Governance) dan memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-15 yaitu melindungi, memulihkan, dan mendukung penggunaan ekosistem darat berkelanjutan dan menghambat hilangnya keanekaragaman hayati.
Selain menjalin kerjasama dengan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, tujuan dari penangkaran dan pelestarian tanaman endemik langka lokal ini dapat memberikan manfaat pemberdayaan bagi masyarakat. Khususnya kelompok yang sudah dibentuk dengan pendampingan dari Unit Operasi Pertamina Patra Niaga DPPU SMB II dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan yaitu bernama Kelompok Kemudi (Kelompok Pemuda/i Cinta Lingkungan).
“Harapannya dengan dibentuknya Kelompok Pemuda/i Cinta Lingkungan, dalam Pengembangan Taman Nurseri Punti Kayu Endemik Langka Lokal dapat memberikan suatu perubahan yang lebih baik dalam pelestarian pohon langka lokal Sumbagsel,” pungkas Umar.
(adi/rp)