Jakarta – PT Pertamina (Persero) sedang mendorong penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar alternatif kendaraan di stasiun bahan bakar umum (SPBU). Salah satu upaya untuk mendorong hal tersebut adalah dengan membangun 17 gudang sumber energi hidrogen.
“Kita sudah memetakan existing capacity kita. Sumber hidrogen kita kombinasi antara yang green dan blue. Itu ada 17 lokasi yang siap dibangun untuk sumbernya untuk kasih feeding ke SPBU-SPBU (yang memiliki hidrogen),” ucap Direktur Utama Nicke Widyawati dalam sambutannya di agenda Groundbreaking Pertamina Hydrogen Refueling Station, Rabu (17/1/2034).
Dari 17 tersebut, beberapa di antaranya berlokasi di Sumatera (4 gudang), Jawa (4 gudang), Kalimantan (3 gudang), Nusa Tenggara (1 gudang), dan Papua (2 gudang).
Untuk Stasiun Pengisian Kendaraan Hidrogen (SPBH), Nicke kemudian menjelaskan bahwa sumber hidrogen berasal dari excess gas atau gas berlebih dari operasional Pertamina, di antaranya seperti panas bumi dan gas.
Dalam kebijakan energi nasional, Nicke menuturkan pemerintah telah menetapkan penggunaan hidrogen untuk kendaraan bisa dimulai pada 2030. Rinciannya, 8,8 juta ton hidrogen oil ekuivalen pada 2040, 22,8 juta ton hidrogen oil ekuivalen pada 2040, dan 35,4 juta ton hidrogen oil ekuivalen pada 2060.
Nicke mengatakan, Pertamina adalah salah satu BUMN yang paling siap untuk mendorong penggunaan hidrogen. Pertamina memiliki infrastruktur dan kompetensi dari hulu ke hilir.
“(Hidrogen) Ini bentuk lain gas kan? tambah lagi di renewable energy kita punya geothermal, kita juga ada solar. Jadi kalau ini kita kombinasikan, infrastrukturnya sudah siap, jadi tinggal membangun hydrogen refueling system-nya (SPBH) saja,” pungkasnya.
(rrd/rir/detik)