Seperti dilansir AFP, Senin (11/12/2023), para menteri yang dicopot dari jabatannya, kemungkinan besar diumumkan paling cepat pekan ini, mencakup tangan kanan Kishida, Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno, dan Menteri Ekonomi, Industri dan Perdagangan Yasutoshi Nishimura.
Menurut laporan Asahi Shimbun, jumlah menteri dan pejabat tinggi yang akan dipecat oleh Kishida mencapai 15 orang, termasuk beberapa wakil menteri dan wakil menteri parlemen.
Semua pejabat yang dipecat itu tergabung dalam faksi yang sebelumnya dipimpin oleh mendiang PM Shinzo Abe — salah satu dari setidaknya lima kelompok besar yang bersaing untuk mendapatkan pengaruh dan kekuasaan di dalam Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang.
Laporan media lokal Jepang menyebut para jaksa setempat sedang menyelidiki tuduhan yang menyebut faksi tersebut gagal melaporkan dana puluhan ribu dolar yang dikumpulkan melalui penggalangan dana oleh partai.
Satu pejabat tinggi lainnya yang dilaporkan terlibat adalah mantan Menteri Olimpiade Seiko Hashimoto.
Kishida, pada Senin (11/12) waktu setempat, menolak untuk membahas kemungkinan perombakan kabinet — yang bisa dilakukan setelah sidang parlemen berakhir pada Rabu (13/12) waktu setempat. Namun dia menegaskan dirinya menanggapi dengan serius tuduhan penipuan oleh jajaran menterinya.
“Saya berpikir untuk mengambil tindakan yang tepat, pada waktu yang tepat, demi pemulihan kepercayaan masyarakat (terhadap pemerintah), dan untuk mencegah penundaan dalam operasi pemerintah,” tutur Kishida kepada wartawan setempat.
Kishida yang berusia 66 tahun ini bisa memimpin hingga tahun 2025 mendatang, namun ada spekulasi dia akan mengumumkan digelarnya pemilu lebih awal menjelang pemilihan pemimpin internal LDP tahun depan.
Laporan media lokal Jiji Press menyebut kubu oposisi dijadwalkan mengajukan mosi tidak percaya kepada parlemen Jepang pada Senin (11/12) malam. Namun mosi tersebut kemungkinan besar tidak akan disetujui.
(nvc/ita/detik)