Seperti dilansir Reuters, Kamis (10/11/2022), Hun Sen yang memimpin Kamboja selama 37 tahun terakhir ini diketahui sangat menggemari jam tangan mewah.
Dia bahkan menuai kritikan publik beberapa tahun terakhir setelah terjepret kamera memakai jam tangan mewah, termasuk merek Patek Philippe dan Richard Mille, yang harganya masing-masing bisa mencapai lebih dari US$ 1 juta, saat negaranya berjuang mengentaskan kemiskinan.
Foto-foto yang dibagikan oleh Hun Sen pada akun Facebook resminya menunjukkan foto close-up dari jam tangan edisi terbatas dengan tampilan mewah diwarnai emas, case transparan dan strap kulit warna cokelat. Jam tangan itu dihiasi kata-kata berbunyi ‘ASEAN Cambodia 2022’ dan ‘Made in Cambodia’.
“Jam tangan ini telah disiapkan dan dirakit oleh teknisi asli Kamboja, yang merupakan bagian dari ilmu dan teknologi dan perkembangan Kamboja,” demikian pernyataan Hun Sen soal jam tangan yang akan menjadi souvenir KTT ASEAN tersebut.
Disebutkan hanya akan ada 25 unit jam tangan edisi terbatas itu. Sebuah video menunjukkan roda gerigi bagian dalam jam tangan itu yang tampak rumit, diukir dengan mekanisme ‘tourbillon’ dan ’25 permata’, serta mencantumkan nama pembuat jam asli Kamboja itu, Prince Horology.
Harga jam tangan mewah buatan Kamboja itu belum diumumkan ke publik. Kantor PM Kamboja belum memberikan tanggapan soal pertanyaan lebih lanjut terkait jam tangan tersebut. Pihak Prince Horoloy — bagian dari Prince Group yang dimiliki taipan China-Kamboja Chen Zhi — juga belum bisa dimintai komentarnya.
Souvenir Jam Tangan Mewah Tuai Pro-Kontra Publik Kamboja
Sejumlah warga Kamboja mengkritik kemewahan souvenir itu, sedangkan yang lainnya memuji Hun Sen karena mempromosikan bibit-bibit ambisi produksi jam tangan negara itu. Sekolah perakitan jam tangan pertama di Kamboja yang dikelola oleh para pakar Swiss dibuka sejak tahun 2019 lalu.
“Itu benar-benar mewakili negara kita,” ucap seorang pengusaha lokal, Ramaneth Heur.
“Hadiah ini … menunjukkan bahwa Khmer bisa melakukannya dan memasuki panggung dunia,” sebutnya.
Dalam komentarnya, Sok Eysan selaku juru bicara Partai Rakyat Kamboja yang menaungi Hun Sen menyebut ‘tidak ada yang politis atau aneh’ soal souvenir jam tangan itu.
“Itu adalah kebaikan dari negara tuan rumah untuk memberikannya sebagai souvenir kepada para pemimpin,” ucap Sok Eysan via telepon.
Souvenir pertemuan puncak ASEAN di masa lalu diketahui menyertakan kerajinan tangan khas dari negara tuan rumah, seperti sebuah ‘lei’ perak atau karangan bunga mini dari Thailand tahun 2019 lalu.
(nvc/idh/detik)