Dilansir AFP, Senin (27/6/2022), Kantor Gubernur telah melarang pawai di sekitar Taksim Square di jantung Istanbul. Akan tetapi pengunjuk rasa berkumpul di dekatnya. Polisi pun menjaga ketat pawai itu.
Polisi kemudian menahan pengunjuk rasa, memasukkan mereka ke dalam bus. Wartawan AFP di lokasi melihat empat bus penuh dengan orang-orang yang ditahan, termasuk kepala fotografer AFP Bulent Kilic, yang diborgol dari belakang. Kilic juga ditahan tahun lalu selama pawai Pride.
Ratusan pengunjuk rasa yang membawa bendera pelangi berdesakan dengan unjuk rasa yang menentang polisi. Mereka menegaskan tidak akan pergi.
Erol Onderoglu dari kelompok hak media Reporters Without Borders (RSF) mengecam penangkapan fotografer Kilic melalui akun Twitter-nya.
![](https://rakyatpembaruan.com/wp-content/uploads/2025/01/Screenshot-2025-01-01-at-02-55-54-BajuBodo-Marketplace-Sulawesi-Selatan.jpg)
“Polisi tampaknya telah membuat kebiasaan (untuk menahannya),” tulisnya di Twitter.
Komisaris Dewan Eropa untuk Hak Asasi Manusia, Dunja Mijatovic, mendesak pihak berwenang Turki pada hari Jumat lalu untuk membiarkan pawai.
“Saya mendesak otoritas Istanbul untuk mencabut larangan terbaru Istanbul Pride dan untuk memastikan keamanan dan hak untuk berkumpul secara damai,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Hak asasi manusia LGBTI di Turki perlu dilindungi secara efektif,” katanya.
Istanbul Pride telah berlangsung setiap tahun sejak 2003. Pawai terakhir yang berlangsung tanpa larangan — pada tahun 2014 — menarik puluhan ribu peserta di salah satu acara LGBTQ terbesar di wilayah mayoritas muslim itu.
Pada tahun 2020, sebuah rumah produksi membatalkan produksi serial di Turki yang menampilkan karakter gay setelah gagal mendapatkan izin pemerintah untuk pembuatan film tersebut.
Pada tahun yang sama, merek olahraga dari Prancis menghadapi seruan boikot di Turki karena memposting pesan dukungan untuk orang-orang LGBTQ.