Potensi ‘Harta Karun’ RI yang Lagi Diburu Eropa

0
Ilutrasi
Jakarta – Logam Tanah Jarang (LTJ) menjadi buruan negara-negara Eropa. Tak heran, penemuan sumber tambang LTJ di utara Swedia menggegerkan negara-negara tersebut.

Indonesia sendiri punya potensi LTJ yang bisa dikembangkan. Potensi LTJ tersebut tersebar di berbagai wilayah.

Mengutip data Booklet ESDM yang mengolah data Badan Geologi 2020, Minggu (5/2/2023), potensi LTJ di antaranya tersimpan dalam produk samping timah berupa monasit. Indonesia tercatat memiliki sumber daya monasit sebanyak 185.179 ton logam yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi cadangan.

Monasit ini tersebar di Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung dan Kalimantan Barat.

LTJ juga tersimpan pada produk samping timah lainnya yakni xenotime. Adapun sumber daya xenotime sebesar 20.734 ton logam yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi cadangan. Potensi xenotime itu terdapat di Kepulauan Bangka Belitung.

Selain itu, LTJ juga terdapat pada produk samping zircon, red mud bauksit, produk samping nikel laterit, dan produk samping batu bara.

Kemudian dijelaskan dalam booklet tersebut, dari total 28 lokasi mineralisasi LTJ yang terungkap, baru 9 lokasi yang telah dieksplorasi awal, kemudian sekitar 19 lokasi belum dilakukan atau belum optimal dilakukan eksplorasi.

Disebutkan pula, target akselerasi LTJ ini terbagi dalam beberapa klaster yakni klaster I dan II Sumatera, klaster III Kalimantan, dan klaster IV Sulawesi.

Pada booklet itu tertulis, data cadangan LTJ belum tersedia dan WIUP LTJ juga belum ada. Mineral LTJ (monasit, xenotime dan zircon) dihasilkan dari mineral ikutan, tetapi belum ada data yang akurat. Zircon telah diatur sebagai komoditas non logam tapi LTJ zircon belum diatur.

Badan Geologi tengah gencar melakukan eksplorasi potensi LTJ. Eksplorasi tersebut dilakukan untuk mengetahui potensi keterdapatan LTJ di area potensi laterit di luar Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP), sehingga nantinya dapat dipersiapkan WIUP mineral LTJ.

Pada tahun 2022, Badan Geologi melakukan eksplorasi potensi LTJ di Mamuju, Sulawesi Barat dan Parmonangan, Sumatera Utara. Eksplorasi tersebut dilakukan dua tahap, yakni eksplorasi awal, meliputi pemetaan, georadar dan geomagnet, sumur atau parit uji, serta pengeboran. Kemudian dilakukan eksplorasi detail melalui pengeboran yang lebih rapat dan uji ekstraksi, meliputi karakterisasi, konsentrasi, dan ekstraksi. Eksplorasi tersebut menghasilkan kadar total LTJ tertinggi di Mamuju sebesar 4.571 ppm dan Parmonangan sebesar 1.549 ppm.

“Selanjutnya ada beberapa usulan WIUP berupa LTJ, yang ini baru pertama kali di 2022, bahwa ada usulan lokasi di Mamuju dan Parmonangan dan beberapa rencana usulan WIUP LTJ sampai tahun 2024,” ujar Plt Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid.

Di tahun 2023, direncanakan eksplorasi awal dan eksplorasi detail potensi LTJ di Melawi, Sibolga, Mamuju, Papua, dan Bangka Belitung, serta usulan WIUP LTJ Mamuju dan Parmonangan. Kemudian di tahun 2024 direncanakan eksplorasi detail di Ketapang, Sibolga, Pegunungan Tiga Puluh, dan Papua.

Dilaporkan pula, sepanjang tahun 2022, Badan Geologi telah melakukan eksplorasi potensi LTJ di area Lumpur Sidoarjo dan menemukan potensi Lithium sebesar 86-92 ppm, potensi Stronsium sebesar 394-451 ppm, dan LTJ maksimal 111 ppm.

“Kemudian untuk potensi LTJ atau REE di area Lumpur Sidoarjo saya kira sudah disampaikan juga bahwa ada indikasi potensi baik itu Li, Sr, maupun REE dengan masing-masing ppm-nya. Kegiatan di tahun 2022 melanjutkan dari kegiatan penemuan di tahun 2020 pada lokasi yang berbeda,” jelas Wafid.
(acd/dna/detik)