Seperti dilansir AFP, Kamis (7/10/2021), Prancis memanggil kembali duta besarnya dari Australia pada 17 September, tetapi Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian mengatakan kepada parlemen bahwa dubes itu sekarang telah diminta kembali ke Canberra dengan dua tujuan: membantu mendefinisikan hubungan dengan Australia di masa depan.
Presiden Emmanuel Macron bereaksi marah terhadap pengumuman Australia pada 15 September bahwa mereka membatalkan kontrak kapal selam bernilai miliaran dolar dengan Prancis demi kesepakatan baru yang dinegosiasikan secara rahasia dengan AS dan Inggris, yang disebut sebagai AUKUS.
Paris menarik utusannya dari Australia dan Amerika Serikat atas kehebohan itu. Tetapi Macron kemudian memerintahkan duta besar Prancis untuk Washington untuk kembali ke jabatannya setelah panggilan telepon dengan Presiden AS Joe Biden, yang membantu meredakan ketegangan.
Kemarahan Prancis tidak hanya berasal dari hilangnya kesepakatan kapal selam, tetapi juga hancurnya aliansi dengan Australia yang dilihatnya sebagai landasan Indo-Pasifiknya.
