Paris -Otoritas Prancis memprediksi adanya lonjakan kasus COVID-19 pada akhir Juli 2021. Lonjakan tersebut diduga karena penyebaran varian Delta yang berasal dari India.
“Selama seminggu terakhir epidemi kembali meningkat,” ujar Juru Bicara Prancis, Gabriel Attal kepada radio France Inter, Selasa (6/7/2021).
Diketahui, varian Delta menyumbang 30 persen dari total kasus baru di negeri Menara Eiffel tersebut. Gelombang keempat COVID-19 diprediksi terjadi pada akhir bulan ini.
Beberapa negara di Eropa, seperti Inggris dan Rusia, sudah terdampak varian Delta. Lonjakan kasus COVID-19 terjadi di dua negara maju tersebut beberapa hari kebelakang.
Attal menilai vaksinasi COVID-19 di Prancis belum mencakup masyarakat secara keseluruhan. Hal ini, terang Attal, sangat memungkinkan terjadinya lonjakan kasus.
“Kami telah melihat di Inggris sebuah ledakan (kasus) yang terjadi sangat cepat, dan kami melihat tanda-tanda ini di negara kami,” kata Attal.
Otoritas kesehatan Prancis melaporkan hampir 2.600 kasus baru pada Minggu (4/7). Namun, angka ini masih jauh lebih rendah dari rekor harian Prancis yakni 35.000 kasus per hari pada April lalu.
Saat ini, baru 36 persen warga Prancis yang sudah divaksin COVID-19 dengan 2 dosis. Pemerintah Prancis dinilai mengesampingkan vaksinasi sehingga hasilnya tidak maksimal.
Perdana Menteri Prancis Jean Castex akan bertemu dengan pejabat lokal serta sejumlah pemimpin partai di parlemen Minggu ini untuk membahas kebutuhan vaksin bagi petugas kesehatan dan staf panti jompo.
Federasi Rumah Sakit Prancis (FHF) mengatakan tingkat vaksinasi telah mandek di angka 64 persen untuk tenaga kesehatan. Beberapa tenaga kesehatan bahkan meragukan keamanan vaksinasi.
(isa/isa/detik)