Sebut saja beberapa nama artis kenamaan ibu kota ikut serta mulai dari Baim Wong hingga Raffi Ahmad. Adapun Baim Wong, disebut-sebut berhasil meraup omzet Rp 600 juta hanya dalam 2 jam di Shopee Live tokonya. Ada juga Raffi Ahmad yang diklaim raup omzet Rp 5 miliar dalam 10 menit pada sesi live Erigo.
Lalu, apakah masuk akal produk UMKM dijual artis via live shopping bisa cuan hingga miliaran rupiah?
Pakar Bisnis Profesor Rhenald Kasali menilai, cuan miliaran dalam waktu singkat sangat memungkinkan terjadi dalam aktivitas live shopping. Walau demikian, kondisi ini tak terlepas dari banyak faktor yang akhirnya membuat live shopping bisa mendatangkan untung besar dalam waktu singkat.
“Ini sangat mungkin walau tak mudah direplikasi oleh orang-orang biasa. Bagi orang yang sudah punya pengikut banyak kesannya mudah, lalu ‘kalau dia bisa, harusnya aku juga bisa.’ Tapi kenyataannya tak semudah itu. Tentu ada ‘sweetener’ lain yang tak membuat sesuatu itu berdiri sendiri,” jelasnya, saat dihubungi detikcom, Jumat (1/9/2023).
Selain faktor siapa host live streaming atau penjualnya, Rhenald mengatakan, pencapaian tersebut juga didukung faktor lainnya. Pertama, adanya diskon yang kerap diberikan spesial di saat live shopping. Ini memancing konsumen yang awalnya tidak berminat beli atau hanya scrolling saja jadi tertarik untuk check out.
Berikutnya, ada interaksi antara pembeli dan penjual. Pembeli juga bisa memvalidasi spesifikasi dan kualitas produk secara rill time lewat live, sehingga kepercayaan diri konsumen untuk membeli produk online jadi meningkat berkat adanya interaksi dengan penjual. Selain itu, interaksinya bukan hanya jual beli tapi entertainment, termasuk lewat talent atau artis yang berjualan.
“Ini fenomena sesaat, selagi diskon dan bakar uang berhenti di tempat lain, nanti ada cara baru lagi,” ujarnya.
Di sisi lain, Managing Partner Inventure Yuswohady menilai, klaim penjualan hingga miliaran rupiah dari live shopping artis melalui e-commerce maupun social commerce dinilai masih membutuhkan pengujian validitas. Selain endorse para selebritis butuh biaya besar, gencarnya kampanye atas kegiatan tersebut tak mudah untuk diikuti oleh pelaku UMKM, Menurutnya, kondisi ini pun bisa menjadi boomerang ketika pelaku UMKM tidak berhasil melakukan penjualan.
“Bahaya ketika suatu kampanye over promise namun under deliver. Ini membuat orang merasa jualan melalui live shopping di Tiktok ternyata tidak seindah seperti yang terjadi pada para artis. Hal ini justru akan menjadi backfire,” kata Yuswohady.
Yuswohady menilai, kampanye live shopping dengan artis bisa dilihat sebagai upaya membangun narasi bahwa kegiatan live shopping akan menghasilkan penjualan fantastis. Namun, tak dapat dijamin apakah yang terjadi dalam kegiatan tersebut settingan atau tidak. Bisa saja ada order yang masuk tidak organik langsung dari konsumen.
“Orang Indonesia memiliki budaya instan yang sangat kuat. Begitu ada narasi mengenai keberhasilan artis menggelar live shopping, mereka akan ikut-ikutan karena takut ketinggalan alias FOMO (fear of out missing),” terangnya.
Menurutnya, sebelum mengikuti jejak para selebritis, pelaku UMKM perlu melakukan uji validasi terlebih dahulu. Selain itu, publik perlu menunggu apakah kegiatan live shopping para artis yang berhasil menggelar transaksi miliaran rupiah dalam satu waktu itu bisa terus dilakukan, termasuk oleh pelaku UMKM.
Dalam jangka pendek, Yuswohadi memperkirakan, kampanye live shopping dengan melibatkan para artis akan berhasil. Pelaku UMKM pun akan langsung ikut-ikutan menggelar live shopping lantaran FOMO. Namun, apakah tren live shopping ini bisa bertahan lama atau tidak bergantung hasil yang pelaku UMKM peroleh. Jika jualan pelaku UMKM bisa selaris para artis, tren live shopping akan bertahan lebih lama. Jika tidak, hype atas kegiatan live shopping ini akan hilang.
(shc/rrd/detik)