Dilansir AFP, Kamis (20/4/2023), tragedi terbaru yang menimpa negara termiskin di Semenanjung Arab itu terjadi beberapa hari menjelang hari raya Idul Fitri, yang menandai akhir bulan suci Ramadan.
“Wanita dan anak-anak termasuk di antara yang tewas,” kata seorang pejabat keamanan Houthi kepada AFP tanpa menyebut nama karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
Seorang pejabat kesehatan kedua mengkonfirmasi jumlah korban tersebut. Seorang koresponden AFP di Sana’a yang dikuasai Huthi mengatakan insiden itu terjadi di dalam sebuah sekolah tempat bantuan didistribusikan.
Menurut para saksi, ratusan orang di negara yang dilanda kemiskinan itu berkumpul untuk menerima bantuan.
Sebuah video yang disiarkan oleh saluran TV Al Masirah milik pemberontak Houthi menunjukkan tumpukan mayat, dengan orang-orang saling memanjat untuk mencoba melewatinya. Banyak yang mulutnya ditutup oleh tangan orang lain, sementara tubuh mereka berdesakan dalam kerumunan yang padat.
Pasukan bersenjata dengan pakaian militer dan pekerja distribusi berteriak pada massa untuk mundur saat mereka menarik orang keluar dari warga yang berdesakan.
Korban tewas dan terluka telah dipindahkan ke rumah sakit terdekat dan mereka yang bertanggung jawab atas pendistribusian telah ditahan, kata Kementerian Dalam Negeri Huthi dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita pemberontak Saba.
Kementerian tidak memberikan jumlah pasti tetapi mengatakan “puluhan orang tewas karena berdesakan selama pembagian sejumlah uang oleh beberapa pedagang”.
Kepala politik Huthi Mahdi al-Mashat mengatakan sebuah komite telah dibentuk untuk menyelidiki kasus ini. Seorang pejabat keamanan Huthi mengatakan tiga orang telah ditahan karena dicurigai terlibat.
Meluasnya kemiskinan di Yaman
Keluarga korban bergegas ke rumah sakit tetapi banyak yang tidak diizinkan masuk karena pejabat tinggi juga mengunjungi korban tewas dan terluka. Seorang koresponden AFP di Sana’a melihat kerumunan besar berada di salah satu pintu masuk rumah sakit.
Pasukan keamanan dikerahkan di sekitar sekolah tempat insiden itu terjadi, menurut koresponden. Mereka memblokir kerabat korban memasuki fasilitas untuk menemukan orang yang dicintai.
(mae/dhn/detik)