Rusia Akan Kerahkan Rudal Antarbenua Berkemampuan Nuklir Tahun Ini

0
Rudal balistik antarbenua Sarmat buatan Rusia saat diuji coba pekan ini (Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS)
Moskow – Rusia berencana mengerahkan rudal balistik antarbenua, Sarmat, mulai musim gugur tahun ini. Rudal Sarmat yang baru diuji coba pekan ini, diklaim mampu melakukan serangan nuklir terhadap Amerika Serikat (AS).

Seperti dilansir Reuters, Sabtu (23/4/2022), rencana pengerahan rudal berkemampuan nuklir itu diungkapkan oleh Kepala Badan Antariksa Rusia, Roscosmos, Dmitry Rogozin, dalam wawancara dengan televisi pemerintah Rusia pada Sabtu (23/4) waktu setempat.

Rencana itu dinilai ambisius karena Rusia baru saja melaporkan uji coba pertama untuk rudal Sarmat pada Rabu (20/4) waktu setempat. Para pakar militer Barat menyatakan lebih banyak uji coba yang diperlukan sebelum rudal Sarmat bisa benar-benar dikerahkan.

Rudal Sarmat disebut mampu membawa muatan 10 atau lebih hulu ledak nuklir dan decoy, dan mampu menyerang target yang jaraknya ribuan kilometer di wilayah AS atau Eropa.

Uji coba rudal Sarmat pada pekan ini, yang dilakukan usai penundaan bertahun-tahun akibat pendanaan dan masalah teknis, menandai unjuk kekuatan Rusia di tengah perang yang berlangsung di Ukraina yang memicu ketegangan dengan AS dan sekutunya.

Rogozin dalam pernyataan terbaru menyebut rudal Sarmat akan dikerahkan dengan sebuah unit militer di wilayah Krasnoyarsk, Siberia, yang berjarak 3.000 kilometer sebelah timur ibu kota Moskow.

Disebutkan oleh Rogozin bahwa rudal-rudal itu akan ditempatkan di lokasi yang sama dan di dalam silo yang sama dengan rudal Voyevoda pada era Soviet yang digantikannya. Dia menyembut langkah itu akan menghemat ‘sumber daya dan waktu’.

Peluncuran rudal yang disebut sebagai ‘senjata super’ itu, menurut Rogozin, menjadi peristiwa bersejarah yang akan menjamin keamanan anak dan cucu di Rusia untuk 30-40 tahun ke depan.

Kekhawatiran Barat akan risiko perang nuklir semakin meningkat sejak Presiden Vladimir Putin meluncurkan invasi militer ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Dalam pidatonya mengumumkan peluncuran invasi, Putin membahas soal kekuatan nuklir Rusia.

Putin pada saat itu juga memperingatkan bahwa setiap upaya menghalangi Rusia ‘akan memicu konsekuensi yang belum pernah Anda hadapi dalam sejarah Anda’.

“Prospek konflik nuklir, yang dulu tidak terpikirkan, sekarang kembali ke ranah kemungkinan,” sebut Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres dalam pernyataannya bulan lalu.

(nvc/idh/detik)