Dilansir The Straits Times, Jumat (22/12/2023), insiden mengerikan itu terjadi pada 19 Desember di sebuah desa di negara bagian Uttar Pradesh, India utara. Polisi mengatakan pria tersebut, yang diidentifikasi hanya sebagai Dharamveer, telah meminta teh paginya dua kali ketika bangun.
Pria itu diduga kesal karena istrinya, Sundari, mengatakan hal itu membutuhkan 10 menit.
“Dia marah ketika istrinya mengatakan kepadanya bahwa perlu waktu 10 menit lagi untuk menyiapkan teh dan menendang peralatan (dapur),” kata inspektur polisi Vivek Yadav kepada Times of India.
Ketika pertengkaran terjadi, Dharamveer, yang merupakan seorang buruh harian, berlari untuk mengambil pedang dari bagian lain rumah. Pria itu kemudian memenggal kepala Sundari (50) saat dia masih membuatkan teh.
Keempat anak pasangan tersebut tersentak dari tidurnya dan berusaha menyelamatkan ibu mereka, namun Dharamveer (52) diduga juga mengayunkan pedang ke arah mereka. Anak-anak itu segera mundur ke kamar mereka.
Media NDTV melaporkan tetangga yang mendengar keributan itu bergegas ke rumah dan menemukan Sundari tewas bersimbah darah. Mereka segera menelepon polisi yang kemudian datang dan menemukan Dharamveer menangis di samping jenazah istrinya.
Pria itu langsung ditangkap dan jenazah Sundari dikirim ke rumah sakit untuk visum. Asisten Komisaris Polisi, Gyan Prakash Rai, mengatakan serangan diarahkan ke leher bagian belakang korban.
“Dharamveer dan Sundari bertengkar soal membuat teh. Dia kemudian mengeluarkan senjata tajam dan menyerang lehernya dari belakang, yang menyebabkan kematiannya seketika.”
Putra pasangan tersebut, yang diidentifikasi hanya sebagai Tentara, mengatakan bahwa ayahnya meminum lima hingga enam cangkir teh setiap hari dan sering bertengkar dengan istrinya karena kebiasaannya.
“Jika ibu saya menolak membuatkan teh berkali-kali atau membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan, dia akan membentaknya,” katanya. Dia mengaku belum pernah melihat ayahnya memukul ibunya.
(haf/dhn/detik)