Moskow – Rusia menyampaikan ucapan terima kasih kepada kelompok Hamas atas pembebasan dua warga negaranya yang selama berminggu-minggu disandera di Jalur Gaza. Pembebasan kedua warga Rusia itu dilakukan di luar dari kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
Seperti dilansir AFP dan Al Jazeera, Kamis (30/11/2023), ucapan terima kasih itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataannya pada Kamis (30/11) waktu setempat, setelah Hamas membebaskan dua sandera wanita asal Rusia bersama 14 sandera lainnya pada Rabu (29/11) malam waktu setempat.
“Kami berterima kasih kepada kepemimpinan gerakan Hamas atas tanggapan positif terhadap seruan kami secara terus-menerus,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
“Kami akan terus berupaya untuk segera membebaskan sisa warga Rusia lainnya yang ditahan di Jalur Gaza,” imbuh pernyataan itu.

Lebih dari 240 orang, termasuk warga negara asing, disandera oleh Hamas usai serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober lalu, yang menurut para pejabat Tel Aviv, telah menewaskan sekitar 1.200 orang yang sebagian besar warga sipil.
Serangan Hamas itu memicu gempuran besar-besaran terhadap Jalur Gaza, yang dilaporkan telah menewaskan hampir 15.000 orang.
Kesepakatan gencatan senjata yang mengatur jeda pertempuran dan pembebasan sandera untuk pertama kalinya dicapai oleh Hamas dan Israel pekan lalu, dan diberlakukan sejak Jumat (24/11) waktu setempat.
Pembebasan sandera secara bertahap telah dilakukan Hamas sejak saat itu, yang ditukar dengan pembebasan para tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.
Pada hari keenam gencatan senjata, atau pada Rabu (29/11) malam waktu setempat, Hamas kembali membebaskan sedikitnya 16 sandera, yang terdiri atas 10 sandera Israel, empat sandera asal Thailand dan dua sandera asal Rusia.
Dengan pembebasan kedua sandera itu, tidak diketahui secara pasti jumlah warga negara Rusia yang hingga kini masih disandera Hamas.
(nvc/idh/detik)